Makassar (Antaranews Sulsel) - Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) akan fokus menangani enam isu strategis dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.

"Penanganan ke-enam isu strategis ini akan menjadi agenda utama PKK ke depan," kata Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel Liestiaty F Nurdin pada Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) PKK Sulsel yang digelar di Makassar, Sabtu.

Isu pertama, kata dia, adalah mengenai masyarakat lanjut usia (Lansia). Ia mengatakan niat mulia untuk membantu Lansia harus terus dipupuk dan dikembangkan.

PKK Sulsel, kata dia, membuat program khusus untuk memberikan tanda berupa stiker di depan rumah yang dihuni penduduk berusia di atas 75 tahun. Stiker ini menjadi penanda agar Lansia memperoleh perhatian khusus dalam berbagai program pemerintah.

"Kalau ada kegiatan-kegiatan bakti sosial, misalnya, mereka ini menjadi prioritas," tambahnya.

Isu kedua, lanjutnya, adalah persoalan stunting dan gizi buruk. Presiden Jokowi, menurut Istri Gubernur Sulsel ini, menaruh harapan besar pada kader PKK untuk mengatasi masalah tersebut.

"Sebagai kader, mari terus kita sosialisasikan pentingnya makanan sehat, khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan anak," imbaunya.

Isu selanjutnya, adalah masalah nikah pada usia dini yang masih banyak terjadi di Sulsel. Nikah dini, menurut Liestiaty, menjadi awal berbagai masalah, termasuk kemiskinan dan kekerasan dalam rumah tangga. Ia mengajak para kader berperan aktif mencegah terjadinya pernikahan dini di lingkungan sekitarnya.

"Kalau mendengar ada tetangga yang ingin menikahkan anak mereka yang masih terlalu muda, datangi rumah mereka, sampaikan dampak buruk nikah dini," jelasnya.

Isu keempat, adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan keluarga. PKK Sulsel, kata dia, akan melakuka Gerakan Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dengan budidaya cacing tanah.

Cacing tanah, kata dia, dipilih karena budidayanya murah, dan mudah.

"Cacing ini banyak manfaatnya, bisa menjadi pupuk dan dimanfaatkan sebagai obat-obatan," tambahnya.

Isu kelima, menurut Liestiaty adalaha bagaimana memanfaatkan dana Coorporate Social Responsibilty (CSR) perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat.

Terakhir, kata Liestiaty, adalah bagaimana membangun ikon kota/kabupaten sehingga menjadu ciri khas masing-masing daerah.

Sementara Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dalam kesempatan tersebut berharap agar kader PKK turut berperan aktif dalam menyukseskan berbagai program pemerintah.

"PKK ini adalah organisasi sosial dengan jaringan yang sangat luas hinga ke desa-desa," kata gubernur.

Pihaknya, kata Nurdin, beserta jajaran akan siap mendukung berbagai program dan kegiatan PKK.

Dalam acara yang dihadiri ratusan kader PKK dari 24 kabupaten/kota ini, turut hadir Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel Naomi Octarina.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024