Makassar (Antaranews Sulsel) - Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Moh Sabri AR menyebut peluang Calon Legislatif (Caleg) muda khususnya dalam menghadapi Pemilihan Umum 2019 terbuka lebar.

"Syaratnya adalah menciptakan pencerdasan arena demokrasi kepada para pemuda. Mengingat teknologi dan informasi atau biasa disebut era millenial saat ini serba cepat, merekalah yang mengendalikan itu," ujarnya saat Ngobrol Politik di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.

Selain itu serbuan informasi apalagi menbawa-bawa isu radikalisme yang bisa berdampak pada ekistensi Partai Politik berbasis Islam harus ditekan. Hal itu merupakan fenomena ketakutan yang berlebihan terhadap politik identitas umat Islam.

"Sebagai partai Islam, salah satunya Partai Persatuan Pembanguan (PPP) maupun partai islam lain mau tidak mau harus bermain di ranah politik identitas jika ingin mendulang dukungan pemilih muslim," ungkap Sabri

Sementara Direktur Eksekutif Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir dalam diskusi yang mengangkat tema `Membedah Peluang Caleg Muda PPP` digelar Komunitas Wartawan Politik Sulsel menilai, tahun 2019 adalah panggung bagi caleg muda.

"Tahun depan sampai pada tahun 2024 adalah eranya pemuda menjadi pemimpin politik di legislatif maupun eksekutif. Generasi tua mulai hilang dari panggung politik pada 2024 nanti. Pemuda dari aktivis 98 sampai aktivis era sekarang akan banyak mendominasi panggung politik di Indonesia termasuk di Sulsel," ungkap Suwadi.

Analisa ini, kata dia, berdasar pada fenomena legislator muda dan kepala daerah muda mulai bermunculan sejak tahun 2014 dan terus meningkat dari tahun ke tahun sampai sekarang. Ibarat efek bola salju, diprediksi puncak kejayaan pemuda di panggung politik nampak pada 2024 nanti.

"Apalagi bila diperhatikan porsi pemilih milenial yang berusia 17-35 tahun cukup mendominasi, datanya sebanyak 49 persen Daftar Pemilih Tetap atau DPT diisi anak-anak muda kita hari ini," beber dia.

Celeg Muda DPRD Sulsel dari PPP Imam Fauzan Amir Uskara yang hadir dalam diskusi politik tersebut mengemukakan, salah satu alasan dirinya maju mewakili kalangan millenial adalah menumbuhkan dan melahirkan sebanyak mungkin pengusaha muda.

Pria berusia 22 tahun ini memberikan pandangan bahwa menjadi wirausaha sebagai salah satu solsi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta mengurangi tingkat pengangguran di Sulsel dengan mengajak pemuda menjadi pengusaha di berbabagi bidang.

Menurutnya satu wirausahawan baru akan menyerap banyak tenaga kerja, dan nantinya melahirkan efek domino yang massif bagi pertumbuhan ekonomi dan menuntaskan kemiskinan.

"Perjuangan prioritas saya adalah pemberdayaan entrepreneurship muda secara berkelanjutan melalui regulasi anggaran di DPRD Sulsel nantinya bila terpilih," tutur Wakil Ketua DPW PPP Sulsel ini sekaligus berprofesi sebagau pengusaha muda.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) priode 2017-2018 di Singapura itu mengungkapkan, kedepan pemuda-pemudi nantinya tidak hanya diberi pelatihan dan modal usaha, tapi dikontrol secara berkelanjutan agar usahanya dapat berkembang pesat.

Fauzan menceritakan saat memimpin organisasi PPI yang beranggotakan 15 ribu mahasiswa asal Indonesia di Singapura tersebut pernah membina para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara berjuluk kota singa itu agar bisa lebih berkembang.

Pembinaan ini, kata dia, bertujuan mengangkat martabat para TKI menjadi wirausahawan baru di daerah asal mereka masing-masing, sehingga tidak perlu menjadi TKI sepanjang hidupnya

"Kemarin salah seorang TKI binaan kami menelpon saya dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya mewakili teman-temannya. Berkat program PPI Singapura, sekarang dia menjadi pengusaha kerupuk di Surabaya. Begitupun teman-temannya sudah memiliki usaha masing-masing. Program seperti ini yang ingin saya perjuangan di parlemen nanti," tambah dia.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024