Makassar (Antaranews Sulsel) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Provinsi Ehime Jepang melakukan penandatanganan pernyataan kehendak atau Letter of Intent (LoI) terkait penguatan kerja sama berbagai bidang di antara kedua daerah tersebut.

Penandatanganan LoI tersebut masing-masing dilakukan Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah dan Gubernur Ehime Tokihiro Nakamura di Baruga Karaeng Pattinggaloang Rumah Jabatan Gubernur Sulsel di Makassar, Selasa.

"Ini kerja samanya sudah hampir 10 tahun. Beliau (Gubernur Ehime) sudah secara konkrit telah membantu 157 unit mobil ambulans dan mobil Damkar melalui Kabupaten Bantaeng," kata Nurdin Abdullah yang pernah pernah menjabat Bupati Bantaeng dua periode (2008-2013 dan 2013-2018).

Sekarang, kata Nurdin, setelah dirinya diberikan amanah menjadi Gubernur Sulsel, pihak Pemerintah Provinsi Ehima ingin memperkuat kerja sama antara kedua provinsi yang berbeda negara tersebut.

Gubernur Sulsel menjelaskan bahwa dalam naskah LoI yang ditandatangani oleh kedua kepala daerah tersebut, kedua belah pihak mengakui prinsip-prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan.

Dalam surat pernyataan kehendak yang disepekati kedua gubernur tersebut memuat tentang penguatan sumber daya manusia, perdagangan, kepariwisataan, pertanian, perikanan dan peternakan, pendidikan, budaya dan olahraga, serta dapat diperluas ke berbagai bidang lainnya.

"Yang sudah konkrit hari ini adalah kerja sama dalam bidang peningkatan SDM, budidaya perikanan, dan ini menjadi cikal bakal untuk mereka (Pemerintah Ehime) merelokasi industri budidaya ke Sulsel, itu yang konkrit," sebutnya.

Nurdin mengatakan sampai saat ini wilayah pemilihan pengembangan budidaya belum ditentukan, namun pihak Pemerintah Ehime telah berkeliling daerah Sulsel untuk melihat peluang yang bisa dilakukan mereka di daerah ini.

"Kami berharap mereka (Pemerintah Provinsi Ehime) bisa berinvestasi dan merelokasi usaha budidaya perikanan di daerahnya untuk dikembangkan di Sulsel.

Gubernur Ehime Tokihiro Nakamura mengatakan meskipun tidak langsung berinvestasi, tetapi sebagai tahap pertama adalah pertukaran teknologi atau transfer teknologi yang dilakukan.

Menurut dia, Jepang dikenal sebagai nomor satu untuk produksi ikan hasil budidaya, namun untuk dikembangkan di Sulsel saat ini belum sampai ditetapkan jenis ikan yang dibudidayakan karena tergantung lingkungan atau iklim yang cocok di daerah itu.

"Budidaya yang cocok itu harus dilihat dari suhu dan kedalaman airnya atau arus lautnya, baru bisa ditentukan jenis ikan yang cocok untuk dibudidayakan, selain itu juga harus dicarikan market," sebutnya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024