Buton (ANTARA Sulsel) - Pemasaran produk kain tenun adat hasil karya masyarakat Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), kini telah menembus pasar internasional.

"Hasil karya yang menjadi kebanggaan masyarakat Buton itu tidak kalah dengan produk kain tenunan dari daerah lain di Indonesia," kata Samsidar Isa dari Citra Tenun Indonesia (CTI) yang diketuai oleh Ibu Oki Hatta Rajasa di Baubau, Sabtu.

Ia mengatakan, dari tujuh daerah pengrajin tenun di Indonesia masing-masing mempunyai ciri khas ragam hias dan ragam tehnik yang berbeda. Salah satu daerah industri tenun adalah Buton yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.

"Saat ini pengrajin tenunan Buton umumnya sudah ahli. Jika dikembangkan industri tenun Buton bisa menguasai pasaran, sehingga harus dikelola secara professional," kata Samsidar yang juga Ketua Pelaksana Pembinaan CTI Wilayah Sultra.

namun demikian, kata dia, ada kelemahannya di tingkat kualitas dan desain yang masih menggunakan corak lama tanpa modifikasi secara modern. Sehingga masalah ini harus menjadi perhatian seluruh pengrajin sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan baik.

"Untuk memenuhi permintaan pasar harus bisa menyesuaikannya, oleh karena itu, kami bekerja sama dengan tim "fashion disainer" dan "interior disainer" nasional untuk membantu mempromosikan dan memberikan wawasan kepada pengrajin, sehingga dapat memperbaiki kualitas tenunan daerah ini," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya berharap agar kain tenunan Buton dapat digunakan di daerah lain bahkan di luar negeri. Apalagi, jika sudah disesuaikan dengan corak modern yang sesuai selera pasar dunia.

"Tenunan Buton beberapa waktu lalu saya pernah bawa ke Pameran Fashion di Kota Paris, dan ada kecenderungan kepercayaan pasar terhadap hasil tenun Buton, oleh karena itu, kita terus berupaya meningkatkan kualitas sesuai selera pasar dunia," kata Samsidar.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Buton. Salmatiah Sjafei Kahar mengatakan, untuk meningkatkan kualitas hasil tenuan Buton, pihaknya akan bekerja sama dengan CTI untuk mengadakan pelatihan kepada para pengrajin tenun adat itu.

"Tujuan utamanya selain untuk menciptakan kualitas tenun yang baik, juga dapat mengangkat taraf kesejahteraan pengrajinnya," kata Salmatia.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buton, Laode Darmin mengatakan, untuk menumbuhkan gairah usaha kerajinan tenunan Buton saat ini, pihaknya telah menyuntikkan modal kepada pengrajin, sehingga mereka bisa menyediakan bahan baku yang cukup untuk memproduksi tenunan yang tersedia untuk kebutuhan pasar.

(T.PSO-110/A041)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024