Makassar (Antaranews Sulsel) - Perum Bulog menargetkan Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai salah satu penyangga pangan nasional mampu menyumbang 15 persen dari total produksi gabah/berasnya untuk cadangan pangan nasional.

"Sulsel sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional diharapkan dapat menyumbang 15 persen dari total produksinya," kata Direktur Pengadaan Pangan Perum Bulog Mayjen Purn TNI Bachtiar Utomo di sela kunjungan kerjanya di Makassar, Sulsel, Jumat.

Produksi gabah/beras petani di Sulsel rata-rata enam juta ton per tahun dengan surplus sekitar 2,5 - 3 juta ton yang selama ini digunakan sebagai cadangan untuk membantu 27 provinsi di Indonesia yang kekurangan pangan.

Berkaitan dengan hal itu, lanjut Bachtiar, daerah penyangga pangan diharapkan jadi "bupper stock", khusus di Sulsel dan Sulbar, melalui program Serap Gabah/Beras Petani (Sergap), yang pada tahap awal akan dimulai pada Februari-Maret 2019.

Untuk menyukseskan program itu di lapangan, Pemprov Sulsel bekerja sama dengan pihak Kodam XIV/Hasanuddin dalam menyerap gabah/beras petani. Dalam hal ini, pihak TNI melakukan fungsi pengawasan dan pendampingan, dan komunikasi sosial dengan masyarakat.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengatakan agar Indonesia tidak mengimpor beras lagi, maka perlu cadangan pangan yang cukup, termasuk menggiatkan intensifikasi pertanian dan juga ekstensifikasi dengan pembukaan lahan pertanian baru.

"Untuk kegiatan ekstensifikasi pertanian setidaknya ada 8.000-100.000 hektare yang potensial dikembangkan di lahan rawa-rawa di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan," katanya.

Mengenai kesiapan pergudagan Bulog dalam menyambut program Sergap, Kepala Perum Bulog Divre Sulsel Mansyur Siri mengatakan sudah siap.

Berdasarkan data Perum Bulog Divre Sulsel diketahui, kapasitas gudang saat ini menampung sekitar 370.000ton gabah dan sudah dikeluarkan sekitar 170.000, sehingga masih tersisa 200.000 ton gabah/beras lagi.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024