Mamuju (Antaranews Sulsel) - Pimpinan Kota Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat meminta agar pupuk organik dikembangkan untuk melestarikan lingkungan.

"Selama ini untuk menumbuh kembangkan tanaman selalu dijawab dengan pemberian pupuk dan pestisida kimia maka sebaiknya kita beralih kepenggunaan pupuk dan pestisida organik," kata Ketua FPPI Mamuju, Muh Suyuti, menanggapi debat pemilihan presiden kedua membahas mengenai kelestarian lingkungan di Mamuju, Minggu.

Ia mengatakan, pupuk organik harus dikembangkan sebab penggunaan pupuk kimia untuk tanaman akan berdampak pada kerusakan tanah karena mematikan organisme tanah. Demikian juga penggunaan pestisida kimia akan berdampak bagi munculnya resistensi organisme penganggu tanaman, dan residu kimia juga berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Menurut dia, bagi Indonesia, sumber daya alam adalah instrumen penting dalam perekonomian negara karena kegiatan ekonomi Indonesia tergolong masih bergantung pada kekayaan sumber daya alam.

"Tampak dari ekspor bahan mentah dari kekayaan alamnya, maka dari itu kelestarian sumber daya alam harus tetap dijaga agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat indonesia.

Ia meminta dalam pemanfaatannya alam maka manusia tidak diperbolehkan merusak ekosistem, tetapi mementingkan pembangunan yang bekelanjutan untuk kepentingan ekonomi bangsa.

"Misalnya pengelolaan hasil bumi baik itu sektor kehutanan, perkebunan dan tambang dengan harus tetap dijaga kelestariannya untuk kelangsungan hidup masyarakat," katanya.

Indonesia merupakan negara tropis dengan sumber daya alam yang melimpah akan tetapi seiring berjalannya waktu pemanfaatan sumber daya alam telah berubah menjadi pengeksploitasian yang berlebihan terhadap alam.

"Sehubungan dengan topik di debat pilpres kedua maka saya ingin mengatakan bahwa pelestarian lingkungan hidup tidak hanya sebatas di ambang kata kata atau gagasan tapi tentu dengan tindakan nyata untuk menjaganya atau melestarikannya, misalnya pemanfaatan pupuk organik tadi, " katanya.

Pewarta : M.Faisal Hanapi
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024