Makassar (Antaranews Sulsel) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyerukan agar aparat pemerintah di tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) tetap menjaga persatuan dalam menghadapi penyelenggaraan Pemilu tahun 2019.

"Jangan sampai RT dan RW terpecah, kalau beda pendapat itu biasa. Karena ini kebanggaan Kota Makassar mari kita jaga bersama," katanya saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) RT/RW di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Menurut dia, ketua RT/RW adalah pemimpin panutan masyarakat di tempat mereka berada dan menjadi ujung tombak pemerintahan di tingkat bawah. Meskipun saat ini sedang berlangsung pesta demokrasi dan jika ada beda pilihan itu lumrah, selama bisa saling menjaga.

Untuk itu pria disapa akrab Danny Pomanto ini berharap RT/RW harus senantiasa bersatu menjaga persatuan di Kota Makassar, meskipun terjadi perbedaan pendapat di tengah masyarakat, itu hal yang wajar dalam alur kehidupan.

"Kita tidak sadar bahwa RT-RW hari ini sudah memiliki ponsel (telepon genggam) android. RT-RW kini adalah kelembagaan yang luar biasa dulunya orang selalu memandang enteng tidak pernah diperhatikan, tapi sekarang begitu diperhatikan," sebut Danny.
  Wali Kota Makassar (kiri) memberikan sambutan saat membuka acara Bimtek aparat pemerintah RT dan RW se-Kecamatan Rappocini di Makassar, Rabu (20/2/2019). (Foto/Humas Pemkot Makassar)

Dia juga menginginkan insentif bagi ketua RT/RW dimaksimalkan tahun ini. Jika saat ini masih Rp200 ribu per bulan maka tahun ini dimaksimalkan menjadi Rp500 ribu per bulan karena APBD Kota Makassar tahun ini mencapai Rp1,7 triliun.

"Kita berharap kalau nanti bisa mencapai Rp2 triliun, tahun depan walaupun saya bukan lagi wali kota Makassar, itu harus dinaikan (insentifnya) menjadi Rp2 juta," katanya.

Danny juga menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atasu kinerja RT/RW di Kota Makassar dan ia menitipkan agar jangan pernah berhenti berjuang untuk kemajuan dan pembangunan kota dan negeri ini.

Danny berharap ke depan selalu akan ada perbaikan-perbaikan dari posisi RT/RW menjadi bagian dari akhir masa tugasnya. Ia ingin membuat sebuah warisan, dengan menitipkan kepada pemerintahan selanjutnya agar perjuangan RT/RW di Makassar tidak disia-siakan.

"Perhatikan RT dan RW. Karena kemajuan Kota Makassar ini intinya di RT dan RW. Soal pilihan politik itu adalah bagian dari hak masing-masing. Tidak ada yang berhak memaksa. Apa pun pilihan kita, tetap kita harus bersatu," paparnya yang disambut antusias peserta Bimtek RT/RW itu.

Mantan Staf Ahli Tata Kota Makassar ini juga menegaskan hal itu bukanlah sebagai kampanye politik, tetapi faktanya saat ini semua orang mendukung kebaikan yang telah dibangun aparat RT dan RW.

Ia juga menyarankan jika memilih pemimpin mestinya memilih pemimpin yang baik di negeri ini dan sesuai dengan pilihannya dengan melihat latar belakang calon pemimpin dan wakil rakyatnya.

"Tidak mesti harus ikut saya. Jangan jaga perasaan saya, saya tidak sakit hati. Saya biasa dihina, difitnah orang. Tapi justru itu yang membuat saya semakin kuat," ucapnya.

"Memilih legislatif juga harus pro rakyat. Silahkan memilih, tapi tidak usah disebut di sini. Cukup simpan di dalam hati karena ini bukan kampanye," ujarnya lagi.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024