Makassar (ANTARA) - Inspektur Jenderal (Itjen) Kementrian Perdagangan (Kemendag), Ida Rustini mengemukakan, Kemendag telah menyiapkan langkah strategis dalam menyambut Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) 2019 seperti bulan Ramadhan dan Lebaran.

"Untuk menjamin ketersediaan pasokan dan stabilitas harga pada level yang terjangkau. Sebagai upaya mengawal kelancaran pasokan bahan pokok (bapok), maka akan didistribusikan satu bulan sebelum puasa ke seluruh daerah sesuai kebutuhannya secara bertahap," kata Ida di Makassar, Rabu.

Menurut dia pada Rapat Koordinasi Identifikasi Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Puasa dan Idul Fitri 2019/1440 Hijriah, langkah ini untuk antisipasi terhadap iklim dan hal-hal tak terduga lainnya.

Adapun langkah strategis untuk mencapai tujuan Kemendag dimulai dari penguatan regulasi yaitu pendaftaran pelaku usaha bapok; harga acuan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras, daging ayam, telur, minyak goreng, dan gula pasir; penataan dan pembinaan gudang; serta perdagangan antarpulau.

Langkah kedua melalui penatalaksanaan, yaitu melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan pelaku usaha; fasilitasi dengan BUMN & pelaku usaha; serta penugasan khusus Bulog.

Kemudian dilanjutkan dengan pemantauan dan pengawasan yang dilakukan oleh Eselon I Kementerian Perdagangan beserta jajarannya bersama dengan Satgas Pangan di seluruh wilayah Indonesia untuk memastikan ketersediaan pasokan, stabilisasi harga termasuk menjamin pendistribusian bahan pokok.

Strategi yang takkalah pentingnya melalui upaya khusus, yaitu penetrasi pasar ke pasar rakyat dan toko swalayan.

Beberapa langkah strategis juga telah dilakukan Kemendag untuk mencegah aksi penimbunan/spekulan, antara lain meningkatkan jumlah distributor terdaftar yang ada di wilayahnya melalui Tanda Daftar Pelaku Usaha Distribusi (TDPUD) Bapok, mendorong pelaporan stok oleh distributor terdaftar sesuai Permendag No 20/M-DAG/PER/3/2017 tentang Pendaftaran Pelaku Usaha Distribusi Barang Kebutuhan Pokok.

Ida Rustini juga berpesan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota agar berperan aktif menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga bapok di wilayah masing masing menjelang puasa dan lebaran 2019/1440 H. Pemerintah harus siap mengisi stok beras medium di pasar rakyat bila terjadi kekurangan.

“Pelaku usaha wajib menjual beras medium dengan HET. Jika ada yang menjual harga beras melebihi HET dikenai sanksi pencabutan izin usaha oleh pejabat penerbit, setelah sebelumnya diberikan peringatan tertulis,” tegas Ida.

Berdasarkan hasil perkembangan harga bapok dari Dinas Perdagangan Kota Makassar tercatat harga bapok relatif stabil. Untuk harga beras premium harga di pasaran sebesar Rp10.000 per kg - Rp10.800 per kg, harga beras medium Rp956.000 per kg (beras medium HET Sulawesi Rp9.450 per kg).

Sedangkan harga minyak goreng Rp10.583 per kg, gula pasir Rp12.000 per kg, tepung terigu Rp7.000 per kg, bawang merah Rp31.708 per kg, bawang putih Rp27.000 per kg, dan daging sapi Rp105.000 per kg-Rp110.000 per kg.

Sementara harga daging ayam Rp26.667 per kg; dan telur Rp21.083 per kg. Harga cabai merah keriting Rp15.583 per kg; cabai rawit Rp25.917 per kg. Stok Bulog Divre Sulselbar tercat hinga akhir April 2019 diprediksi mencapai 140.000 ton yang bisa mencukupi kebutuhan beras di Sulsel selama 40 bulan.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024