Makassar (ANTARA) - Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) melakukan kreativitas dengan menyediakan "foto booth" di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 06 Desa Palalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, untuk menarik masyarakat menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu serentak 2019.
"Kenapa kami pake foto booth, karena kami memang mau beda dari yang lain. Apalagi anggota KPPS di sini semuanya anak milenial yang masih berumur 20-25 tahun," ungkap Ketua KPPS TPS 06 setempat, Khairunnisa, Rabu.
Semakin unik, kata dia, foto booth yang disediakan dilengkapi dengan pesan-pesan kekinian yang lucu-lucu, sesuai dengan zamannya, seperti 'tinta pemilu tak sebesar tintaku padamu', 'janganki golput', 'pilihlah pilihan hati Anda', 'karena hati susah dibohongi' dan lain sebagainya.
Menurut Nisa, panggilan akrabnya, dia ingin menyuguhkan hal berbeda dari yang lain dengan memanfaatkan era digital dan kekinian bagi kaum milenial, apalagi setengah dari sasaran pemilihnya masih berumur antara 17 hingga 30 tahun.
"Di jaman digital ini pasti ada kebutuhan media sosial. Mulai dari instagram, facebooknya atau jadi status di whatsapp, kan hampir semua orang sudah punya sosmed," tandas alumni Unhas tersebut.
Nisa mengaku ide ini muncul berawal dari pendataan Daftar Pemilih Tetap (DPT), dan melihat sasaran pemilih yang kebanyakan masih muda sehingga berinisiatif membuat sesuatu yang beda untuk menarik perhatian milenial datang ke TPS dan tidak golput.
"Kadang ada milenial yang bosan dan mau golput. Tetapi kita mau mereka ikut berpartisipasi dalam memilih. Makanya kami buat yang lebih kekinian, ini saja sudah banyak yang datang ke sini untuk foto-foto," katanya.
Soal biaya, Nisa mengaku tidak mengeluarkan anggaran besar untuk membuat kreasi semacam ini yakni tidak lebih dari Rp200 ribu, foto booth ini pun telah jadi, lantaran pemasangan dan pembuatan stik pesan dibuat sendiri oleh anggota KPPS tersebuut.
Mengawal pesta demokrasi, kata Nisa, dirinya juga harus menjunjung nilai-nilai demokrasi itu, melalui transparansi dan memaksimalkan dana pembangunan dari pemerintah untuk mendukung jalannya pemilu yang benar dan bermartabat.
"Setelah menyusun anggaran pengeluaran, ternyata ada yang masih bisa dimanfaatkan, kita maksimalkan dana ini, tentu dengan musyawarah terlebih dahulu sebab ini kan pesta demokrasi, jadi kita mau menjunjung nilai-nilai demokrasi itu," ungkap perempuan berusia 24 tahun ini.
Selain itu, untuk menjaga kekompakan, anggota KPPS TPS 06 juga telah menyiapkan seragam batik modern mengawal proses pemilu sekali lima tahun ini.
Stik pesan foto booth kekinian di TPS 06 Desa Palalakkang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Foto booth disiapkan pihak KPPS untuk menggaet pemilih agar tidak golput, Rabu (17/04/2019). ANTARA Foto/Nur Suhra Wardyah
"Kenapa kami pake foto booth, karena kami memang mau beda dari yang lain. Apalagi anggota KPPS di sini semuanya anak milenial yang masih berumur 20-25 tahun," ungkap Ketua KPPS TPS 06 setempat, Khairunnisa, Rabu.
Semakin unik, kata dia, foto booth yang disediakan dilengkapi dengan pesan-pesan kekinian yang lucu-lucu, sesuai dengan zamannya, seperti 'tinta pemilu tak sebesar tintaku padamu', 'janganki golput', 'pilihlah pilihan hati Anda', 'karena hati susah dibohongi' dan lain sebagainya.
Menurut Nisa, panggilan akrabnya, dia ingin menyuguhkan hal berbeda dari yang lain dengan memanfaatkan era digital dan kekinian bagi kaum milenial, apalagi setengah dari sasaran pemilihnya masih berumur antara 17 hingga 30 tahun.
"Di jaman digital ini pasti ada kebutuhan media sosial. Mulai dari instagram, facebooknya atau jadi status di whatsapp, kan hampir semua orang sudah punya sosmed," tandas alumni Unhas tersebut.
Nisa mengaku ide ini muncul berawal dari pendataan Daftar Pemilih Tetap (DPT), dan melihat sasaran pemilih yang kebanyakan masih muda sehingga berinisiatif membuat sesuatu yang beda untuk menarik perhatian milenial datang ke TPS dan tidak golput.
"Kadang ada milenial yang bosan dan mau golput. Tetapi kita mau mereka ikut berpartisipasi dalam memilih. Makanya kami buat yang lebih kekinian, ini saja sudah banyak yang datang ke sini untuk foto-foto," katanya.
Soal biaya, Nisa mengaku tidak mengeluarkan anggaran besar untuk membuat kreasi semacam ini yakni tidak lebih dari Rp200 ribu, foto booth ini pun telah jadi, lantaran pemasangan dan pembuatan stik pesan dibuat sendiri oleh anggota KPPS tersebuut.
Mengawal pesta demokrasi, kata Nisa, dirinya juga harus menjunjung nilai-nilai demokrasi itu, melalui transparansi dan memaksimalkan dana pembangunan dari pemerintah untuk mendukung jalannya pemilu yang benar dan bermartabat.
"Setelah menyusun anggaran pengeluaran, ternyata ada yang masih bisa dimanfaatkan, kita maksimalkan dana ini, tentu dengan musyawarah terlebih dahulu sebab ini kan pesta demokrasi, jadi kita mau menjunjung nilai-nilai demokrasi itu," ungkap perempuan berusia 24 tahun ini.
Selain itu, untuk menjaga kekompakan, anggota KPPS TPS 06 juga telah menyiapkan seragam batik modern mengawal proses pemilu sekali lima tahun ini.