Makassar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan mengelar simulasi penyelamatan atau disebut 'vertical rescue' sebagai bagian dalam memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2019.

"Ini bagian dari latihan anggota dalam melakukan penyelamatan. Simulasi tersebut adalah momen spesial di Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Taufiek Rachman usai apel siaga HKG di Makassar, Jumat..

Selain itu, dia juga mengajak masyarakat membangun kesadaran dan kewaspadaan terhadap bencana. Partisipasi masyarakat juga dibutuhkan untuk membangun kesiapsiagaan bencana tentunya melibatkan pihak terkait untuk memberikan edukasi secara mandiri sejak dini.

Taufiek mengatakan, momentum peringatan HKB tahun ini terasa istimewa, karena Kota Makassar kembali dinobatkan sebagai kota terbaik pertama secara nasional berdasarkan penilaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD).

Menurut dia, penghargaan tersebut tidak lepas dari kinerja Wali Kota Moh Ramdhan Pomanto bersama Wakilnya Syamsu Rizal selama lima tahun memimpin kota Makassar yang telah memberikan sumbangsih nyata untuk kemajuan kota.

"Penghargaan ini membuktikan bahwa pemkot Makassar mampu mengelola segala sumber daya mulai dari penataan dan pembangunan infrastruktur, system pelayanan publik dan smart city," ujarnya.

Salah satu bentuk inovasi system pelayanan publik yang diiniasi Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto melalui BPBD adalah penyediaan layanan keadaan darurat dan layanan publik di Kota Makassar melalui Care and Emergency Centre atau Carester.

"Carester yang terintegrasi dengan War Room dan Call Centre 112 Makassar. Masyarakat yang membutuhkan layanan keadaan darurat bisa menghubungi 112 Makassar," ungkap dia.

Sebelumnya, apel siaga tersebut dipimpin Wakil Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal, didampingi Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Taufiek Rachman. HKB mengangkat tema 'Siaga Bencana Dimulai Dari Kita, Keluarga dan Komunitas'.

Apel siaga itu diikuti anggota Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), Tim SAR, Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Sosial (Dinsos), dan Palang Merah Indonesia (PMI).

Syamsu Rizal mengatakan jika saat ini Kota Makassar menjadi daerah nomor urut 150 dari 160 daerah yang tanggap darurat bencananya kurang. Untuk itu program kesiapsiagaan bencana dinilai belum sesuai apa yang diinginkan bersama.

"Kepala BPBD tentu punya tugas yang luar biasa berat. Tetapi perlu diingatkan harus lebih melibatkan masyarakat seperti dengan melakukan simulasi ini, agar menjadi perpanjangan tangan komunitas untuk kita semua," papar pria disapa akrab Deng Ical itu.

Dalam simulasi penanggulangan bencana tersebut melibatkan tim SAR dari mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Negeri Makassar (UNM), dan Universitas Bosowa (Unibos).

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024