Makassar (ANTARA) - Ribuan jamaah memadati Masjid Al Markaz Al Islami untuk melaksanakan shalat tarawih pertama secara berjamaah setelah Minggu (5/5) petang pemerintah menetapkan awal puasa 1 Ramadhan 1440 Hijiriah jatuh pada Senin, 6 Mei 2019.

Ketua Yayasan masjid setempat, H Basri Hasanuddin dalam sambutannya di masjid di Jalan Sunu, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu malam mengajak jamaah untuk mengoptimalkan amalan-amalan selama bulan suci serta melaksanakan amaliah Ramadhan dengan berpartisipasi menyisihkan sedikit hartanya bagi orang yang berpuasa untuk berbuka di masjid.

"Kita berharap dapat mengoptimalkan amaliah kita sehingga bisa sampai di ujung perjalanan Ramadhan menjadi suci bersih kembali ke fitrah. Selain itu, bulan Ramadhan ada proses penghapusan dosa," paparnya.

Penceramah di masjid tersebut Prof Abd Rahmat Getteng menyampaikan, bahwa puasa adalah ibadah yang bersifat universal yang diberikan Allah SWT kepada umat terdahulu hingga saat ini.

"Sebagaimana atas kamu berpuasa dan telah diwajibkan orang terdahulu. Apa tujuannya, agar supaya mereka mampu menciptakan keagaman tertinggi yakni bertaqwa kepada Allah SWT," paparnya.

Arti taqwa, kata dia, dirumuskan secara singkat. Taqwa pengertiannya sederhana yakni mematuhi segala perintahnya dan menjauhi seluruhnya larangannya.

Memahami taqwa, lanjut Rahman, adalah komponen-komponen yang ditargetkan untuk dicapai salah satunya saat melaksanakan dan menjalankan ibadah puasa selama sebulan. Dia mendefinisikan bahwa taqwa ada lima pengertian.

Pertama, pemantapan aqidah yakni keimanan dengan memantapkan tauhid disertai pemantapan keberadaan Allah SWT, keberadaan malaikat, kitab suci, para rasul dan keyakinan akan hari kemudian (kiamat) serta ketentuan Allah SWT kepada hambanya.

"Inilah membangun taqwa dengan memantapkan aqidah dan tauhid. Maka pemantapan aqidah merupakan proses yang cukup panjang," katanya.

Kedua, kebersamaan. Kebersamaan disebut sebagai ibadah sosial. Dimana Kemauan memberikan sebagian harta kita kepada siapa, pertama adalah kerabat, orang tua, keluarga. Memberikan sebagian harta kepada kerabat sebelum orang lain adalah bentuk sosial. Setelah itu, anak yatim, orang miskin, orang yang memperjuangkan agama, orang fakir dan peminta. Artinya, ibadah sosial ditujukan kepada kaum duafa.

Ketiga, penguatan ibadah dengan mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat. Shalat pada hakikatnya mensyucikan diri dari dosa, sedangkan zakat menyucikan harta yang bersifat riba atau haram.

"Bulan ini adalah tempaan kita, dengan indah puasa kita bisa memberikan sebagain harta kita kepada orang yang membutuhkan," sebutnya.

Keempat, adalah akhlak atau perilaku. Salah satunya menepati janji apabila berjanji. Banyak orang berjanji dari kecil-kecil sampai yang besar tapi kadang tidak ditepati maka berhati-hatilah. Maka selama bulan suci perilaku itu harus ditempa dan menunaikan janji-janji walau itu kecil.

Kelima, mampu bersabar dan membedakan diwaktu susah dan senang serta tidak berlebih- lebihan dalam menjalankan kehidupan. Bulan ini adalah waktu untuk membersihkan dosa-dosa di masa lalu.

"Dari kerangka-kerangka yang disebutkan tadi inilah yang menjadi usaha kita memantapkan diri dalam berpuasa. Niat meningkatkan ketaqwaan kita harus lebih ditingkatkan," ujarnya kepada jamaah.

Berdasarkan pantauan, di Masjid Raya Makassar juga dipadati jamaah untuk melaksanakan shalat tarawih pertama begitupun di sejumlah masjid lain di wilayah Makassar dan sekitarnya.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024