Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan bersama Kementerian Pertanian menyalurkan bantuan sembako dan bibit untuk para korban banjir di sejumlah wilayah di Sulsel.

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel, Fitriani MP di Makassar, Jumat, mengatakan berdasarkan perintah Gubernur Sulsel pihaknya melakukan peninjauan langsung di lapangan untuk melihat kondisi tanaman pertanian seperti padi, jagung dan tanaman lainya.

"Kami memiliki datanya, namun tidak semua lahan yang dilanda banjir tanamannya puso, yang dilewati air itu sekitar 14.000 hektare, namun tanaman yang pasti puso itu 800 hektare," kata Fitriani.

Banjir melanda sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan seperti Wajo, Soppeng, Sindereng Rappang (Sidrap), Pinrang Enrekang termasuk Bone dan Luwu.

Banyak warga terdampak banjir, demikian juga dengan lahan pertanian. Atas peristiwa ini Pemerintah Provinsi Sulsel dan Kementerian Pertanian bergerak cepat melakukan upaya penanganan dan berkoordinasi dengan pemda setempat.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersama Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel sendiri dijadwalkan akan menyerahkan bantuan di Balai Penelitian Jagung dan Serelia (Balitserial) di Kabupaten Maros pada Sabtu (15/6).

"Besok mau diserahkan bantuan, sesuai dengan surat Sekda yg baru saja ditandatangani untuk dikirim ke kabupaten terkena banjir untuk datang menerima bantuan kerja sama Pemerintah Provinsi Sulsel dengan Kementerian Pertanian. Bantuan sekarang sudah siap berupa baik itu berupa sembako dan bibit. Untuk benih diberikan pada saat ada berita acara bahwa tanaman betul-betul sudah puso. Kita ada benih cadangan dari pusat dan benih cadangan daerah," ujarnya.

Bantuan diberikan kepada petani, setelah mereka yang telah adai pernyataan tanaman mereka mengalami puso dan hasil identifikasi di lapangan.

"Hasil pemantauan selama dua hari kemarin, airnya saya lihat sudah surut, tetapi ada memang yang masih tergenang, ini kita tunggu data. Sudah mati itu 800 hektar (padi), jagung itu 600 hektar," ujarnya.
 

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024