Makassar (ANTARA) - Psikolog Perkembangan dan Pendidikan, Eva Meizara Puspita Dewi mengemukakan, pada usia remaja SMP maupun SMA, yang juga perlu dikontrol adalah teman anak. Sebab selain pola asuh, pergaulan turut menyumbang pembentukan karakter dan moril seorang remaja.
"Pada usia SMP dan SMA yang perlu dikontrol adalah temannya, dia berteman dengan siapa, kemana, sama siapa, ngapaian dan pulang jam berapa. Ini semua harus dikontrol," jelasnya saat dihubungi lewat telepon selulernya di Makassar, Sabtu.
Pernyataan Dosen Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) ini, menyusul maraknya video asusila pelajar SMK di Kabupaten Bulukumba yang tengah viral di berbagai media sosial.
Ia menambahkan, kontrol harus lebih intens di zaman seperti sekarang. Karena jaringan sosial yang begitu luas, para remaja dipastikan akan mudah terpengaruh terhadap berbagai hal, salah satunya media sosial. Berkenalan dalam waktu singkat dengan seseorang, lalu menjadi teman akrab tanpa mengetahui lebih dalam.
"Perlu dikuatkan untuk usia remaja mengetahui bagaimana anak-anak kita dan siapa teman-temannya. Paling penting juga ialah kita harus punya waktu bersama keluarga," terangnya.
Pada usia remaja, orangtua seharusnya lebih intens mengontrol dan banyak meluangkan waktu bersama sang anak, bukan malah diberi kebebasan. Apalagi karena menganggap sang anak sudah remaja maka harus dilepas keluar.
Menurut kegiatan seperti makan bersama, sholat bersama hingga jalan bersama dianggap mampu menumbuhkan rasa kebersamaan sekaligus menjadi momen kontrol bagi orangtua.
"Momen ini penting, jika momen itu tidak ada maka mereka bisa bebas lepas semaunya sendiri. Karena itu, jika ada waktu senggang memang harus dikhususkan antara orangtua dan anak berinteraksi, utamanya saat anak kita remaja," paparnya.
Kendati begitu, hal paling pertama yang mempengaruhi perilaku anak ialah pola asuh, sangat menentukan seperti apa aksi maupun tindakan anak-anak jika berada di luar dan di dalam rumah.
"Tetapi ada juga keluarga yang sudah bagus pola asuhnya, orangtuanya perhatian tapi dia malah salah pergaulan. Hal seperti ini perlu kontrol yang lebih intens dan maksimal lagi dari orangtua apalagi di zaman serba canggih seperti sekarang," jelasnya.
"Pada usia SMP dan SMA yang perlu dikontrol adalah temannya, dia berteman dengan siapa, kemana, sama siapa, ngapaian dan pulang jam berapa. Ini semua harus dikontrol," jelasnya saat dihubungi lewat telepon selulernya di Makassar, Sabtu.
Pernyataan Dosen Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) ini, menyusul maraknya video asusila pelajar SMK di Kabupaten Bulukumba yang tengah viral di berbagai media sosial.
Ia menambahkan, kontrol harus lebih intens di zaman seperti sekarang. Karena jaringan sosial yang begitu luas, para remaja dipastikan akan mudah terpengaruh terhadap berbagai hal, salah satunya media sosial. Berkenalan dalam waktu singkat dengan seseorang, lalu menjadi teman akrab tanpa mengetahui lebih dalam.
"Perlu dikuatkan untuk usia remaja mengetahui bagaimana anak-anak kita dan siapa teman-temannya. Paling penting juga ialah kita harus punya waktu bersama keluarga," terangnya.
Pada usia remaja, orangtua seharusnya lebih intens mengontrol dan banyak meluangkan waktu bersama sang anak, bukan malah diberi kebebasan. Apalagi karena menganggap sang anak sudah remaja maka harus dilepas keluar.
Menurut kegiatan seperti makan bersama, sholat bersama hingga jalan bersama dianggap mampu menumbuhkan rasa kebersamaan sekaligus menjadi momen kontrol bagi orangtua.
"Momen ini penting, jika momen itu tidak ada maka mereka bisa bebas lepas semaunya sendiri. Karena itu, jika ada waktu senggang memang harus dikhususkan antara orangtua dan anak berinteraksi, utamanya saat anak kita remaja," paparnya.
Kendati begitu, hal paling pertama yang mempengaruhi perilaku anak ialah pola asuh, sangat menentukan seperti apa aksi maupun tindakan anak-anak jika berada di luar dan di dalam rumah.
"Tetapi ada juga keluarga yang sudah bagus pola asuhnya, orangtuanya perhatian tapi dia malah salah pergaulan. Hal seperti ini perlu kontrol yang lebih intens dan maksimal lagi dari orangtua apalagi di zaman serba canggih seperti sekarang," jelasnya.