Tangerang (ANTARA) - Kampung Markisa di lingkungan Rukun Warga 02 Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Tangerang, Banteng, memasuki penilaian Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) tingkat nasional.
Ketua RW 02 Kelurahan Pasar Baru M Ali Nurdin di Tangerang, Selasa, mengatakan bahwa warga kampung tidak melakukan persiapan khusus menjelang penilaian PHBS tingkat nasional bulan ini.
"Sepuluh indikator PHBS sudah tersedia di sini dan menjadi kebiasaan warga sehari-hari," ujarnya, menambahkan warga kampung sudah biasa bekerja bakti membersihkan lingkungan dan melakukan penghijauan.
Indikator PHBS seperti pelaksanaan persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan, penimbangan bayi dan balita secara berkala, cuci tangan menggunakan sabun, penggunaan air bersih, penggunaan jamban sehat, pemberantasan sarang nyamuk, konsumsi buah dan sayuran, aktivitas fisik setiap hari, dan tak merokok di dalam rumah umumnya sudah dijalankan oleh warga kampung.
"Fasilitas penunjang juga tersedia seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), alat pendeteksi curah hujan atau ombrometer, KWT sampai kolam bibit ikan," kata Ali.
"Kerja bakti tetap dilakukan, warga juga rutin memeriksa tanaman di pekarangannya agar tetap hijau dan subur," ia menambahkan.
Selain menghadapi penilaian PHBS, Kampung Markisa juga mengikuti penilaian Anugerah Pariwisata Indonesia (API) 2019 sebagai nomine destinasi wisata kreatif terpopuler dan Lomba Bersih dan Sehat (LBS).
Ketua RW 02 Kelurahan Pasar Baru M Ali Nurdin di Tangerang, Selasa, mengatakan bahwa warga kampung tidak melakukan persiapan khusus menjelang penilaian PHBS tingkat nasional bulan ini.
"Sepuluh indikator PHBS sudah tersedia di sini dan menjadi kebiasaan warga sehari-hari," ujarnya, menambahkan warga kampung sudah biasa bekerja bakti membersihkan lingkungan dan melakukan penghijauan.
Indikator PHBS seperti pelaksanaan persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan, penimbangan bayi dan balita secara berkala, cuci tangan menggunakan sabun, penggunaan air bersih, penggunaan jamban sehat, pemberantasan sarang nyamuk, konsumsi buah dan sayuran, aktivitas fisik setiap hari, dan tak merokok di dalam rumah umumnya sudah dijalankan oleh warga kampung.
"Fasilitas penunjang juga tersedia seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), alat pendeteksi curah hujan atau ombrometer, KWT sampai kolam bibit ikan," kata Ali.
"Kerja bakti tetap dilakukan, warga juga rutin memeriksa tanaman di pekarangannya agar tetap hijau dan subur," ia menambahkan.
Selain menghadapi penilaian PHBS, Kampung Markisa juga mengikuti penilaian Anugerah Pariwisata Indonesia (API) 2019 sebagai nomine destinasi wisata kreatif terpopuler dan Lomba Bersih dan Sehat (LBS).