Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah harus kreatif dalam menjual potensi pariwisata yang dimilikinya khususnya wisata alam, kata Kepala Seksi Sarana Pemasaran Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) Provinsi Jateng Yudo Trilaksono.

"Kita punya gunung, kita punya pantai. Nah, sekarang tinggal kita mau apa," katanya di sela pembukaan "Coaching Clinic Manajemen Penyelenggaraan Event" yang diselenggarakan Dinporapar Jateng di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis malam.

Ia mengaku pernah mengajak beberapa biro perjalanan wisata untuk mengeksplorasi potensi pariwisata Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jateng.

Dari kegiatan tersebut, kata dia, biro perjalanan wisata menilai bahwa biota laut di Karimunjawa lebih bagus daripada Bunaken, Manado, Sulawesi Utara.

"Mestinya itu layak kita jual. Nah, sekarang bagaimana cara kita menjualnya? Bagaimana teman-teman kabupaten/kota mau menggerakkan Karimunjawa itu menjadi satu destinasi yang lebih bagus, kan begitu," katanya.

Menurut dia, Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng, Kabupaten Banjarnegara, juga bagus karena sekarang sudah ada komunitas atau kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang dapat membuat agenda kegiatan tahunan yang begitu heboh, yakni "Dieng Culture Festival (DCF)".

Bahkan setiap penyelenggaraan DCF, wisatawan yang datang ke KWDT Dieng lebih dari 5.000 wisatawan selama tiga hari penyelenggaraan kegiatan.

Lebih lanjut, Yudo mengatakan di Jateng bagian selatan banyak terdapat wisata alam yang potensial untuk dikembangkan, salah satunya di Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, yang memiliki pemandangan sangat bagus terutama pada sore hingga malam hari.

"Punya potensi jual dan teman-teman yang di situ harus betul-betul mau belajar, mau berinovasi, tidak malu tanya sana-sini, walaupun rintangan itu pasti ada," katanya.

Oleh karena di dunia pariwisata tidak bisa bergerak sendiri, kata dia, pelaku wisata harus bersama-sama untuk mengembangkan dan memromosikan potensi yang ada.

"Mari sama-sama, semua komponen bisa masuk di situ (pariwisata, red.) karena terus terang kalau kita bicara destinasi, jalan menuju destinasi bukan urusannya pariwisata melainkan urusan PU (Pekerjaan Umum), masalah makanan higienis di destinasi urusannya Dinas Kesehatan. Ini harus bisa bersinergi dari beberapa dinas yang terkait, kalau kita ingin maju," katanya. 
 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024