Mamuju (ANTARA) - Sebanyak 186 siswa dari 84 sekolah mulai tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat diberi pemahaman tentang jajanan aman melalui bimbingan teknis (bimtek) keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) tahun 2019.

Bimtek keamanan PJAS tersebut dilaksanakan di Aula Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat itu menghadirkan narasumber dari BPOM, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju.

"Kegiatan ini sebagai upaya memberdayakan dan mendorong kemandirian komunitas sekolah dalam penyediaan PJAS yang aman, bermutu dan bergizi," kata Kepala Balai POM Sulbar Netty Nurmuliawaty saat membuka kegiatan itu, Selasa.

Tujuan lainnya lanjut Netty, yakni mensosialisasikan materi keamanan pangan kepada komunitas sekolah dan lintas sektor terkait, menumbuhkan komitmen dan meningkatkan koordinasi secara sinergis dan kontinyu dengan pemerintah daerah dan lintas sektor/instansi di daerah dalam meningkatkan keamanan PJAS.
 
Kemudian, menggalang komitmen lintas sektor dalam implementasi dan keberlangsungan program PJAS dan mensosialisasikan tools monitoring evaluasi (monev) PJAS.

"Bimtek Keamanan PJAS ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman komunitas sekolah dan lintas sektor terhadap keamanan pangan serta meningkatnya peran aktif instansi pemerintah daerah dalam pengawasan  pangan sebagai upaya dalam menangani stunting," paparnya.

"Mudah-mudahan tahun ini kita berhasil mendapatkan kantin berpiagam Bintang yang akan bertanding di tingkat nasional," harap Netty.

Ia menyampaikan bahwa sumber daya manusia berkualitas di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dengan menyediakan pangan yang akan dikonsumsi komunitas sekolah dalam kondisi aman, bermutu dan bergizi.

Pangan yang dikonsumsi komunitas sekolah lanjutnya, dapat berupa pangan jajanan yang tersedia di lingkungan sekolah maupun pangan jajanan yang berada di luar lingkungan sekolah yang umunya dihasilkan oleh industri pangan, termasuk industri rumah tangga pangan (IRTP) dan pangan yang dihasilkan oleh jasa boga yang disebut pangan siap saji.
    
"Program intervensi keamanan pangan jajanan anak sekolah yang aman, bermutu, dan bergizi merupakan salah satu program nasional pemerintah yang pelaksanaannya dilaporkan langsung ke kantor staf kepresidenan serta dibina langsung Badan Pengawas Pemerintah dan Keuangan Provinsi Sulawesi Barat.

Ia juga menyampaikan bahwa aksi nasional PJAS ini berupaya untuk meningkatkan PJAS yang aman, bermutu dan bergizi melalui partisipasi aktif dan terpadu dari seluruh kementerian, lembaga pemerintah dan lintas sektor di pusat maupun daerah serta pemberdayaan komunitas sekolah.
    
Sasaran dari kegiatan itu kata Netty, yakni terpaparnya komunitas sekolah dan lintas sektor mengenai keamanan pangan termasuk peran masing-masing   pihak dalam menjaga keamanan pangan di sekolah.

"Diharapkan agar program PJAS bersinergi dengan program Germas dalam   menangani masalah kita bersama yaitu stunting sehingga mampu menjadi faktor pendorong positif agar generasi penerus bangsa dapat terlindungi   dari pangan jajanan yang tidak aman dan mampu meningkatkan kesadaran,   kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya," jelas Netty. Penandatanganan MoU antara Balai POM dan KPID Sulbar terkait pengawasan siaran terhadap iklan, publikasi, promosi obat dan makanan yang dilaksanakan dii aula Kantor Gubernur Sulbar, Selasa (6/8). (Foto/HO/Humas BPOM Sulbar) Pada kesempatan itu, juga dilaksanakan penandaanganan "memorandum of understanding" antara BPOM dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sulbar tentang pengawasan siaran terhadap iklan, publikasi, promosi obat dan makanan di Provinsi Sulbar.

Pewarta : Amirullah
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024