Mamuju (ANTARA) - Potensi budidaya ikan air tawar di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat mencapai 8.160 hektare, namun yang baru terakomodir hanya sekitar 140 hektare.

Penegasan itu disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Majene, Ichwanti, pada pembukaan pelatihan budidaya ikan di keramba jaring apung yang dilaksanakan di Hotel Abrar Majene, Selasa.

"Potensi budidaya air tawar mencapai 8.160 hektare sementara yang terakomodir baru sekitar 140 hektare. Ikan air tawar masih kurang diminati masyarakat, mengingat ikan laut masih menjadi komoditas utama di masyarakat," kata Ichwanti.

Pelatihan yang diikuti para nelayan dari sejumlah kecamatan itu digelar atas kerjasama Dinas Kelautan dan Perikanan bersama DPD Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) Kabupaten Majene.

Ia mengatakan, budidaya ikan air tawar terus berkembang pesat, salah satunya adalah Keramba Jaring Apung (KJA) yang banyak dilakukan di perairan umum seperti sungai, danau, waduk dan situ.

"Pelatihan ini cukup penting dilaksanakan apalagi peluang pasar untuk hasil perikanan cukup menjanjikan. Permintaan hasil budidaya KJA cukup tinggi khususnya untuk memenuhi permintaan rumah makan yang ada di luar Sulbar," tuturnya.

"Saya pernah menanyakan di pasaran harga Ikan Batu, jika ukuranya besar bisa mencapai Rp1,6 juta hingga Rp2 juta/kg. Jika ikannya kecil dipatok Rp800 ribu/kg," kata Ichwanti.

Sementara itu, Bupati Majene Fahmi Massiara menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan pelatihan tersebut.

Bupati menyatakan untuk pembangunan KJA dibutuhkan anggaran miliaran rupiah dan lahan seluas satu hektare dengan kedalaman laut 25 hingga 40 meter.

"Untuk menyediakan prasarana tersebut tidak akan mampu diakomodir dari APBD Majene sehingga memang harus ada investor," kata Fahmi Massiara.

Kabupaten Majene mimiliki potensi kelautan dengan didukung luas perairan mencapai 13.123 kilometer, garis pantai sepanjang 125 kilometer dan bahkan terpanjang di Sulbar.*

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024