Makassar (ANTARA) - Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode 1993 hingga 2003, Mayjen TNI H Zainal Basri Palaguna, wafat pada Rabu sore sekitar 16.15 WITA, di usia 80 tahun.
Palaguna dikenal sebagai tokoh kharismatik yang juga tokoh perdamian konflik Poso dan Ambon.
Mantan gubernur Sulsel itu disemayamkan di rumah duka di Jalan Hertasning No.28, Makassar, Rabu.
Akademisi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar DR Hadawiah Hatita, SE, MSi mengatakan, sosok Palaguna sangat berkesan dengan pola kepemimpinannya yang tegas namun lembut dan persuasif menyelesaikan masalah.
"Beliau kharismatik dengan nilai-nilai budaya Bugis-Makassar yang kental melekat padanya sebagai putra daerah," katanya.
Semasa hidupnya, Palaguna dikenal sebagai tokoh militer, yakni mantan Pangdam VII/Wirabuana sebelum melaksanakan tugas sebagai Gubernur Sulsel dalam kurun 10 tahun pada masa orde baru hingga reformasi.
Kiprahnya sebagai gubernur menggantikan Ahmad Amiruddin, sangat getol meningkatkan komoditi ekspor Sulsel, sehingga pada saat terjadi krisis ekonomi 1998 daerah ini tidak terimbas krisis ekonomi, bahkan sebaliknya menikmati nilai tukar dolar terhadap rupiah yang ketika itu menembus Rp15 ribu per dolar AS.
Jika Gubernur Ahmad Amiruddin terkenal dengan programnya 'Perubahan Pola Pikir dan Petik, Olah, Jual', maka Palaguna dikenal dengan program Gerakan peningkatan ekspor dua kali lipat yang disingkat "Grateks-2".
Dalam kegiatan sosial dan upaya perdamaian kelompok yang bertikai, Palaguna guna juga tampil sebagai pihak penengah yang membantu perdamaian konflik yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah dan Ambon, Maluku yang kemudian melahirkan Perjanjian Damai Malino I dan Malino II pada 2002 dan 2003.
Akademisi UMI DR Hadawiah Hatita, SE, MSi
Palaguna dikenal sebagai tokoh kharismatik yang juga tokoh perdamian konflik Poso dan Ambon.
Mantan gubernur Sulsel itu disemayamkan di rumah duka di Jalan Hertasning No.28, Makassar, Rabu.
Akademisi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar DR Hadawiah Hatita, SE, MSi mengatakan, sosok Palaguna sangat berkesan dengan pola kepemimpinannya yang tegas namun lembut dan persuasif menyelesaikan masalah.
"Beliau kharismatik dengan nilai-nilai budaya Bugis-Makassar yang kental melekat padanya sebagai putra daerah," katanya.
Semasa hidupnya, Palaguna dikenal sebagai tokoh militer, yakni mantan Pangdam VII/Wirabuana sebelum melaksanakan tugas sebagai Gubernur Sulsel dalam kurun 10 tahun pada masa orde baru hingga reformasi.
Kiprahnya sebagai gubernur menggantikan Ahmad Amiruddin, sangat getol meningkatkan komoditi ekspor Sulsel, sehingga pada saat terjadi krisis ekonomi 1998 daerah ini tidak terimbas krisis ekonomi, bahkan sebaliknya menikmati nilai tukar dolar terhadap rupiah yang ketika itu menembus Rp15 ribu per dolar AS.
Jika Gubernur Ahmad Amiruddin terkenal dengan programnya 'Perubahan Pola Pikir dan Petik, Olah, Jual', maka Palaguna dikenal dengan program Gerakan peningkatan ekspor dua kali lipat yang disingkat "Grateks-2".
Dalam kegiatan sosial dan upaya perdamaian kelompok yang bertikai, Palaguna guna juga tampil sebagai pihak penengah yang membantu perdamaian konflik yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah dan Ambon, Maluku yang kemudian melahirkan Perjanjian Damai Malino I dan Malino II pada 2002 dan 2003.