Makassar (ANTARA News) - Bertepatan dengan 10 Muharram 1430 Hijriah masyarakat di Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Kota Makassar pada khususnya merayakan dengan sajian "bubur syura" dan doa Dzikir.

"Tradisi bubur syura ini dilakukan secara turun-temurun setiap 10 Muharram, karena pada momen itulah merupakan hari kemenangan Islam setelah melakukan pertempuran pada zaman Rasulullah Muhammad SAW dan Khalifah Ali bin Abu Thalib," jelas Daeng Sitti, salah seorang warga di Kelurahan Timungang Lompoa, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Rabu.

Menurutnya, bubur syura yang dibuat dari beras, kemudian diberi aneka lauk-pauk seperti telur, udang, ikan goreng, dan aneka buah-buahan yang dipotong-potong kecil seperti jeruk, nenas, salak dan buah delima, sebenarnya mengandung makna kebersamaan dan solidaritas dengan sesama.

"Karena seusai doa bersama, maka bubur syura tersebut dibagi-bagikan ke tetangga, utamanya bagi mereka yang kurang mampu," katanya.

Sementara itu, salah seorang warga di Kabupaten Maros, Sulsel, Daeng Tonji mengatakan, bagi yang tidak mampu membuat bubur syura dengan lauk-pauk yang lengkap, maka bisa membuat bubur syura dengan versi bubur merah putih.

Artinya, bubur yang dihidangkan diatas piring itu dua lapisan bubur. Lapisan pertama bubur berwarna putih, kemudian diatasnya diberi lagi bubur dengan bentuk bulat yang berwarna merah kecoklatan, karena diberi gula aren.

"Bubur syura merah putih ini lebih mudah pengerjaannya dan tidak perlu biaya besar," ujarnya.

Kendati bahan baku bubur syura dalam kondisi seperti ini relatif mahal, karena harga ikan cukup mahal pada musim hujan, namun sebagian besar umat Islam di Sulsel masih memegang tradisi ini, sehingga tidak pernah alpa membuat bubur syura pada 10 Muharram.

Tradisi lainnya yang masih diyakini sebagian besar umat Islam di daerah ini, lanjut Tonji, adalah membeli alat-alat dapur yang berbentuk wadah seperti wajan, baskom, ember dan sebagainya. Hal itu mengandung nilai filosofis bahwa yang membeli memiliki harapan besar untuk mendapat kehidupan yang lebih baik ke depan.

"Harapan mudah mendapat rezeki, sehat dan senantiasa hidup damai," katanya.

Sedang menurut Mappong, salah seorang "guru baca" yang biasa memimpin doa dzikir pada bulan Muharram mengatakan, inti dari peringatan 10 Muharram atau dikenal dengan 'syura' ini adalah memohon ampunan kepada Allah SWT dan meminta agar dihindarkan dari segala mara bahaya dan penyakit. (T.K-SUR/S016)



Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024