Mamuju (ANTARA News) - Anggaran bidang Olahraga pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Sulawesi Barat dikeluhkan karena turun hingga 40 persen.
"Dari tahun ke tahun, anggaran pada bidang Olahraga di Sulbar turun, bahkan anggaran tahun 2010 pada APBD itu hanya Rp700 juta atau turun sekitar 40 persen," Kata Kepala Bidang Olahraga Disporabudpar Sulbar, Asri Djafri, di Mamuju, Rabu.
Menurt Asri, pada tahun anggaran 2009, dana APBD yang disediakan mencapai Rp1,2 miliar yang diperuntukkan untuk kegiatan keolahragaan, namun, tahun ini, program pembinaan keolahragaan yang dapat dilakukan sangat terbatas.
"Dampak atas berkurangnya mata anggaran pada bidang olahraga tersebut mengakibatkan sebagian klub binaan di Sulbar terpaksa dihapuskan," kata dia.
Padahal, lanjutnya, klub-klub yang dibina itu sudah cukup lama yakni berkisar selama dua tahun dan sangat disesalkan karena terpaksa dilakukan penghapusan karena keterbatasan anggaran yang ada.
"Penghapusan klub binaan cabang olahraga itu terpaksa dilakukan karena tak kuasa lagi menutupi biaya mereka," ucapnya.
Ia mengatakan, pembinaan itu sesungguhnya adalah sebagai salah satu wadah untuk menyiapkan atlet-atlet Sulbar yang berpotensi.
"Pemerintah daerah terkesan memandang sebelah mata untuk melakukan pembinaan olahraga, padahal, melalui prestasi olahraga tersebut daerah ini dapat dikenal di mata daerah lain," ungkapnya.
Dikatakannya, prestasi olahraga dikancah internasional juga mampu mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia di negara lain, tetapi, kenyataan lain terjadi di Sulbar karena sebagian besar memandang olahraga ini urusan belakangan.
Selain itu, kata dia, induk organisasi olahraga di Sulbar yakni KONI juga belum mampu berbuat banyak untuk mengembangkan pembinaan olahraga.
Terbukti, KONI Sulbar hingga saat ini tidak memiliki program-program pembinaan keolahragaan.
"Jangankan melakukan pembinaan, pengurus KONI di Sulbar tidak ada yang aktif, nanti ada kegiatan nasional, pengurus KONI kita baru sibuk mencari atlet-atlet yang akan membela nama baik daerah," katanya.
Asri Jafri yang juga salah satu pengurus KONI Sulbar itu mengaku, prihatin dengan kondisi KONI Sulbar yang diharapkan menjadi salah satu wadah yang mampu membangkitkan prestasi olahraga di Sulbar, namun, nyatanya pembinaan olahraga di daerah ini masih sangat suram.
"Sangat prihatin melihat kondisi pembinaan keolahragaan di Sulbar karena terabaikan, padahal, even PON di Riau sudah di depan mata," ujarnya. (T.KR-ACO/F003)
"Dari tahun ke tahun, anggaran pada bidang Olahraga di Sulbar turun, bahkan anggaran tahun 2010 pada APBD itu hanya Rp700 juta atau turun sekitar 40 persen," Kata Kepala Bidang Olahraga Disporabudpar Sulbar, Asri Djafri, di Mamuju, Rabu.
Menurt Asri, pada tahun anggaran 2009, dana APBD yang disediakan mencapai Rp1,2 miliar yang diperuntukkan untuk kegiatan keolahragaan, namun, tahun ini, program pembinaan keolahragaan yang dapat dilakukan sangat terbatas.
"Dampak atas berkurangnya mata anggaran pada bidang olahraga tersebut mengakibatkan sebagian klub binaan di Sulbar terpaksa dihapuskan," kata dia.
Padahal, lanjutnya, klub-klub yang dibina itu sudah cukup lama yakni berkisar selama dua tahun dan sangat disesalkan karena terpaksa dilakukan penghapusan karena keterbatasan anggaran yang ada.
"Penghapusan klub binaan cabang olahraga itu terpaksa dilakukan karena tak kuasa lagi menutupi biaya mereka," ucapnya.
Ia mengatakan, pembinaan itu sesungguhnya adalah sebagai salah satu wadah untuk menyiapkan atlet-atlet Sulbar yang berpotensi.
"Pemerintah daerah terkesan memandang sebelah mata untuk melakukan pembinaan olahraga, padahal, melalui prestasi olahraga tersebut daerah ini dapat dikenal di mata daerah lain," ungkapnya.
Dikatakannya, prestasi olahraga dikancah internasional juga mampu mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia di negara lain, tetapi, kenyataan lain terjadi di Sulbar karena sebagian besar memandang olahraga ini urusan belakangan.
Selain itu, kata dia, induk organisasi olahraga di Sulbar yakni KONI juga belum mampu berbuat banyak untuk mengembangkan pembinaan olahraga.
Terbukti, KONI Sulbar hingga saat ini tidak memiliki program-program pembinaan keolahragaan.
"Jangankan melakukan pembinaan, pengurus KONI di Sulbar tidak ada yang aktif, nanti ada kegiatan nasional, pengurus KONI kita baru sibuk mencari atlet-atlet yang akan membela nama baik daerah," katanya.
Asri Jafri yang juga salah satu pengurus KONI Sulbar itu mengaku, prihatin dengan kondisi KONI Sulbar yang diharapkan menjadi salah satu wadah yang mampu membangkitkan prestasi olahraga di Sulbar, namun, nyatanya pembinaan olahraga di daerah ini masih sangat suram.
"Sangat prihatin melihat kondisi pembinaan keolahragaan di Sulbar karena terabaikan, padahal, even PON di Riau sudah di depan mata," ujarnya. (T.KR-ACO/F003)