Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan melakukan kunjungan kerja ke Dakar, Senegal, pada Senin (2/11) untuk mendorong kerja sama ekonomi konkret dengan sejumlah negara Afrika.
Dalam kunjungan itu, Menlu Retno akan didampingi pimpinan dari Indonesia Eximbank (LPEI), PT WIKA, PT. Timah dan PT. Dirgantara Indonesia, demikian diungkapkan Kementerian Luar Negeri RI melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menlu Retno akan bertemu dengan Presiden Senegal Macky Sall guna membahas sejumlah isu peningkatan kerja sama bilateral di bidang ekonomi.
Pada kunjungan kerja tersebut, Menlu juga direncanakan mendorong tindak lanjut dan realisasi kerangka kesepakatan proyek senilai 250 juta dolar AS, yang ditandatangani PT WIKA dengan pihak Senegal di sela-sela penyelenggaraan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue di Bali pada Agustus 2019.
Indonesia telah menjalin hubungan baik dengan negara-negara Afrika, terutama sejak Konferensi Asia-Afrika 1955. Dalam beberapa tahun terakhir, diplomasi Indonesia telah bekerja untuk merealisasikan sejumlah kerja sama ekonomi Indonesia-Afrika.
Beberapa proyek kerja sama konkret yang telah dicapai termasuk renovasi Istana Presiden Niger senilai 26,7 juta dolar AS serta kerja sama perawatan pesawat dan penanganan darat (ground handling) maskapai penerbangan Ethiopia senilai 3,1 juta dolar AS.
Kesepakatan senilai lebih dari 586 juta dolar AS telah pula dihasilkan pada Indonesia-Africa Forum, yang diselenggarakan di Indonesia pada 2018.
Pada Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) yang juga diprakarsai Indonesia pada Agustus 2019, diplomasi Indonesia telah menghasilkan transaksi bisnis sejumlah 822 juta dolar AS dengan sejumlah negara Afrika, yaitu Niger, Senegal, Pantai Gading, Nigeria, Tanzania, Mozambik.
Dalam rangka membuka akses pasar bagi produk-produk Indonesia, Indonesia telah menandatangani Perjanjian Perdagangan Istimewa (Preferential Trade Agreement/PTA) dengan Mozambik pada 27 Agustus 2019 di Maputo.
PTA itu merupakan yang pertama disepakati Indonesia dengan negara-negara Afrika. Di sela-sela IAID lalu, juga telah dilakukan negosiasi putaran pertama PTA dengan Mauritius dan pembahasan awal PTA dengan Djibouti.
Menlu Retno juga direncanakan untuk menjadi pembicara pada konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah Senegal bekerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Ia akan berbagi kisah sukses kerja sama pembangunan dan investasi Indonesia dengan berbagai negara di Afrika.
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan pertama Menlu RI ke Afrika pada masa kabinet Indonesia Maju. Pada periode pemerintahan Presiden Joko Widodo sebelumnya, Menlu Retno telah melakukan kunjungan ke beberapa negara Afrika, seperti Afrika Selatan, Pantai Gading, Mozambik, dan Nigeria.
Kunjungan kerja Menlu Retno ke Afrika merupakan penjabaran dari visi dan misi Presiden RI untuk meningkatkan peran ekonomi Indonesia di tingkat global, seperti di Afrika.
Berbagai pimpinan BUMN dan perbankan Indonesia yang menjadi bagian dari delegasi yang dipimpin Menlu RI juga akan mengadakan sejumlah pertemuan dengan mitra-mitra mereka selama kunjungan untuk membahas kerja sama bilateral di sektor infrastruktur, pertambangan dan industri strategis.
Dalam kunjungan itu, Menlu Retno akan didampingi pimpinan dari Indonesia Eximbank (LPEI), PT WIKA, PT. Timah dan PT. Dirgantara Indonesia, demikian diungkapkan Kementerian Luar Negeri RI melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menlu Retno akan bertemu dengan Presiden Senegal Macky Sall guna membahas sejumlah isu peningkatan kerja sama bilateral di bidang ekonomi.
Pada kunjungan kerja tersebut, Menlu juga direncanakan mendorong tindak lanjut dan realisasi kerangka kesepakatan proyek senilai 250 juta dolar AS, yang ditandatangani PT WIKA dengan pihak Senegal di sela-sela penyelenggaraan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue di Bali pada Agustus 2019.
Indonesia telah menjalin hubungan baik dengan negara-negara Afrika, terutama sejak Konferensi Asia-Afrika 1955. Dalam beberapa tahun terakhir, diplomasi Indonesia telah bekerja untuk merealisasikan sejumlah kerja sama ekonomi Indonesia-Afrika.
Beberapa proyek kerja sama konkret yang telah dicapai termasuk renovasi Istana Presiden Niger senilai 26,7 juta dolar AS serta kerja sama perawatan pesawat dan penanganan darat (ground handling) maskapai penerbangan Ethiopia senilai 3,1 juta dolar AS.
Kesepakatan senilai lebih dari 586 juta dolar AS telah pula dihasilkan pada Indonesia-Africa Forum, yang diselenggarakan di Indonesia pada 2018.
Pada Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) yang juga diprakarsai Indonesia pada Agustus 2019, diplomasi Indonesia telah menghasilkan transaksi bisnis sejumlah 822 juta dolar AS dengan sejumlah negara Afrika, yaitu Niger, Senegal, Pantai Gading, Nigeria, Tanzania, Mozambik.
Dalam rangka membuka akses pasar bagi produk-produk Indonesia, Indonesia telah menandatangani Perjanjian Perdagangan Istimewa (Preferential Trade Agreement/PTA) dengan Mozambik pada 27 Agustus 2019 di Maputo.
PTA itu merupakan yang pertama disepakati Indonesia dengan negara-negara Afrika. Di sela-sela IAID lalu, juga telah dilakukan negosiasi putaran pertama PTA dengan Mauritius dan pembahasan awal PTA dengan Djibouti.
Menlu Retno juga direncanakan untuk menjadi pembicara pada konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah Senegal bekerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Ia akan berbagi kisah sukses kerja sama pembangunan dan investasi Indonesia dengan berbagai negara di Afrika.
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan pertama Menlu RI ke Afrika pada masa kabinet Indonesia Maju. Pada periode pemerintahan Presiden Joko Widodo sebelumnya, Menlu Retno telah melakukan kunjungan ke beberapa negara Afrika, seperti Afrika Selatan, Pantai Gading, Mozambik, dan Nigeria.
Kunjungan kerja Menlu Retno ke Afrika merupakan penjabaran dari visi dan misi Presiden RI untuk meningkatkan peran ekonomi Indonesia di tingkat global, seperti di Afrika.
Berbagai pimpinan BUMN dan perbankan Indonesia yang menjadi bagian dari delegasi yang dipimpin Menlu RI juga akan mengadakan sejumlah pertemuan dengan mitra-mitra mereka selama kunjungan untuk membahas kerja sama bilateral di sektor infrastruktur, pertambangan dan industri strategis.