Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Presiden Aminuddin Ma'ruf berharap pesantren dapat menghidupkan perekonomian di daerah sekelilingnya sehingga menumbuhkan ekonomi nasional.

"Ini juga menjadi sebuah tantangan bagi dunia pesantren bahwa pesantren tidak hanya mendidik tapi mampu menjadi katalisator dalam pembangunan kemajuan ekonomi masyarakat sekitar, dalam skala besar lebih kepada peradaban masyarakat sekitar, yang menjadi penggerak utamanya ya dunia pesantren," kata Amin kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Dia menilai jika 27 ribu pesantren di seluruh Indonesia dapat memberdayakan ekonomi di sekitar kawasan, maka dapat menjadi kekuatan nasional yang mampu mendorong perekonomian dari daerah.

Amin menjelaskan pihaknya telah memetakan pesantren berdasarkan basis ekonomi di kawasan.

Jika pesantren terletak di suatu kawasan yang memiliki basis ekonomi tertentu, maka program bimbingan maupun bantuan dapat disesuaikan dengan kekhususan masing-masing agar tepat sasaran.

"Kalau yang berbasis maritim di situ ada tambak misalkan, atau pertanian, sebagaimana program redistribusi aset oleh pemerintah kepada keluarga, masyarakat, maupun pesantren akan disesuaikan untuk meningkatkan perekonomian nasional," ujar Amin mengenai pemberdayaan pesantren sebagai penggerak perekonomian di daerah.

Selain itu, pemerintah juga tengah berupaya menumbuhkan kegiatan ekonomi di daerah sehingga Sumber Daya Manusia di daerah tetap memiliki penghasilan tanpa harus ke perkotaan.

"Sekarang saatnya kita komitmen untuk memajukan ekonomi desa dan kalau desanya punya basis ekonomi, misalnya perikanan, akan kita lihat bagaimana bisa kita distribusikan ke masyarakat sekitar situ untuk orientasi ekspor dan produksi barang subtitusi impor yang tentunya desain besarnya untuk meningkatkan devisa," jelas Amin.

Amin adalah satu dari tujuh pemuda pemudi yang ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai staf khusus presiden.

Dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014—2016.

Para staf khusus milenial itu menjadi mitra diskusi Presiden untuk memberikan gagasan "segar" bagi pemerintahan. 

 

Pewarta : Bayu Prasetyo
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024