Manila, Filipina (ANTARA) - Nama Li Qiujiang memang sudah tidak asing lagi bagi insan bola voli Indonesia karena sudah cukup lama malang melintang, baik menjadi pelatih klub maupun timnas Indonesia termasuk menukangi tim pada SEA Games 2019.
Pria asal China ini bisa dikatakan sebagai salah satu aktor kembalinya emas bola voli putra setelah sepuluh tahun terlepas. Kepastian kembalinya emas ini didapat setelah mengalahkan tuan rumah Filipina di Philsports Arena, Metro Manila, Selasa.
Pada partai puncak itu, Sigit Ardian dan kawan-kawan menang telak dengan skor 3-0 (25-21, 27-25, 25-17). Tuah pria yang akrab dipanggil Mr Li cukup jelas terlihat, apalagi pada SEA Games 2019 timnas Indonesia ditopang dengan pemain yang cukup berpengalaman.
Prestasi Mr Li membawa emas pada SEA Games 2019, itu mengulangi prestasi yang pernah dicapai bersama timnas Indonesia pada SEA Games 2009 Laos. Jadi butuh waktu yang cukup lama untuk mendapatkannya.
"Indonesia meraih emas setelah empat SEA Games. Terakhir 2009. Lawan Filipina kita bermain bagus. Menang 3-0 saat penyisihan dan di final menang 3-0," kata Mr Li usai pertandingan.
Dengan membawa emas SEA Games 2019, pelatih yang dikenal berkarakter, berwibawa dan disiplin ini sudah mempersembahkan tiga medali emas untuk Indonesia dan dua lainnya pada kejuaraan dua tahunan itu pada 2009 dan 2007.
Kembalinya emas ke Indonesia juga diapresiasi sang manajer tim Sutjiadi Gunawan. Menurut dia apa yang diraih oleh Putu Randu dan kawan-kawan adalah buah dari kerja keras serta kekompakan tim selama pertandingan berlangsung.
"Kami bersyukur bisa memenangkan pertandingan dan meraih emas. Dari awal kita memang berniat memenuhi target yakni emas. Keyakinan inilah yang membuat kita menang," kata Sutjiadi usai pertandingan.
"Ini penantian 10 tahun, artinya ini kebanggaan untuk bangsa. Kecintaan terhadap bola voli meningkat dan dukungan masyarakat semakin bertambah, sehingga sekarang tinggal bagaimana PBVSI bisa terus konsisten mendukung mereka ini," kata menambahkan.
Sementara itu, kapten timnas bola voli putra Nizar Zulfikar mengaku kemenangan ini diharapkan menjadi pemacu semangat untuk berprestasi lebih baik. Pihaknya juga berharap kepada PBVSI untuk fokus membangun tim. Berkaca dari Thailand dan Filipina yang melakukan pembinaan secara berjenjang dan dilakukan pelatnas cukup panjang.
Pria asal China ini bisa dikatakan sebagai salah satu aktor kembalinya emas bola voli putra setelah sepuluh tahun terlepas. Kepastian kembalinya emas ini didapat setelah mengalahkan tuan rumah Filipina di Philsports Arena, Metro Manila, Selasa.
Pada partai puncak itu, Sigit Ardian dan kawan-kawan menang telak dengan skor 3-0 (25-21, 27-25, 25-17). Tuah pria yang akrab dipanggil Mr Li cukup jelas terlihat, apalagi pada SEA Games 2019 timnas Indonesia ditopang dengan pemain yang cukup berpengalaman.
Prestasi Mr Li membawa emas pada SEA Games 2019, itu mengulangi prestasi yang pernah dicapai bersama timnas Indonesia pada SEA Games 2009 Laos. Jadi butuh waktu yang cukup lama untuk mendapatkannya.
"Indonesia meraih emas setelah empat SEA Games. Terakhir 2009. Lawan Filipina kita bermain bagus. Menang 3-0 saat penyisihan dan di final menang 3-0," kata Mr Li usai pertandingan.
Dengan membawa emas SEA Games 2019, pelatih yang dikenal berkarakter, berwibawa dan disiplin ini sudah mempersembahkan tiga medali emas untuk Indonesia dan dua lainnya pada kejuaraan dua tahunan itu pada 2009 dan 2007.
Kembalinya emas ke Indonesia juga diapresiasi sang manajer tim Sutjiadi Gunawan. Menurut dia apa yang diraih oleh Putu Randu dan kawan-kawan adalah buah dari kerja keras serta kekompakan tim selama pertandingan berlangsung.
"Kami bersyukur bisa memenangkan pertandingan dan meraih emas. Dari awal kita memang berniat memenuhi target yakni emas. Keyakinan inilah yang membuat kita menang," kata Sutjiadi usai pertandingan.
"Ini penantian 10 tahun, artinya ini kebanggaan untuk bangsa. Kecintaan terhadap bola voli meningkat dan dukungan masyarakat semakin bertambah, sehingga sekarang tinggal bagaimana PBVSI bisa terus konsisten mendukung mereka ini," kata menambahkan.
Sementara itu, kapten timnas bola voli putra Nizar Zulfikar mengaku kemenangan ini diharapkan menjadi pemacu semangat untuk berprestasi lebih baik. Pihaknya juga berharap kepada PBVSI untuk fokus membangun tim. Berkaca dari Thailand dan Filipina yang melakukan pembinaan secara berjenjang dan dilakukan pelatnas cukup panjang.