Jakarta (ANTARA) - Dari kerusuhan di Paris hingga peternakan lebah di Makedonia Utara, nominasi Oscar pada  2020 untuk film berbahasa asing terbaik terdiri dari rentang topik yang luas.

Dipimpin oleh film satir Korea Selatan "Parasite", anggota Academy of Motion Picture Arts and Sciences juga memasukkan film dari Polandia, Prancis dan Spanyol.

Meski demikian, "Atlantics" dari Senegal yang mengisahkan imigran dan mereka yang ditinggalkan karya sutradara perempuan Mati Diop gagal masuk daftar nominasi meski menang di Festival Film Cannes tahun lalu.

"Parasite", tentang kesenjangan si kaya dan miskin di Korea Utara, menang beruntun di mancanegara, termasuk Golden Globe, enam nominasi Oscar seperti film terbaik, sutradara terbaik untuk Bong Joon Ho dan skenario terbaik.

Tahun ini academy mengubah nama kategori dari film berbahasa asing menjadi film internasional untuk merefleksikan pendekatan inklusif dan positif untuk film yang dibuat di luar Hollywood.

Spanyol diwakili sutradara Pedro Almodovar yang membuat semiotobiografi "Pain and Glory", mengenai depresi dan proses kreatif. Film yang dibintangi Penelope Cruz juga mendapat nominasi aktor terbaik untuk Antonio Banderas.

Walau judulnya sama, "Les Miserables" dari Prancis yang ditulis dan disutradarai Ladj Ly, putra dari imigran Mali, terinspirasi dari kerusuhan 2005 di daerah kelas pekerja multi-etnis Paris, juga menjadi pemenang di festival film Cannes.

"Corpus Christi" dari Polandia adalah film drama tentang pria muda dengan latar belakang kriminal yang kemudian menjadi seorang pendeta.

"Sungguh menakjubkan bahwa sebuah kisah Polandia ... dijadikan universal, diceritakan dengan benar, dapat dimengerti di seluruh dunia," kata Krzysztof Rak, salah satu produser, kepada wartawan di Warsawa, Senin (13/1).

"Honeyland" dari Makedonia Utara, mengangkat kisah salah satu peternak lebah liar di desa terpencil di bekas wilayah Yugoslavia.

Film yang dipuji karena menggabungkan kisah hidup manusia dengan alam ini menang tiga penghargaan di Festival Film Sundance tahun lalu. Film ini juga dinominasikan di Oscar dalam kategori film dokumenter terbaik.
 

Pewarta : Nanien Yuniar
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024