Makassar (ANTARA) - Tim II Komisi D DPRD Provinsi Sulawesi Selatan akhirnya meninjau lokasi abrasi Pantai Galesong di Kabupaten Takalar, yang selama ini dikeluhkan warga setempat karena rumahnya terdampak abrasi diduga akibat penambangan pasir laut dan cuaca ekstrem.

"Mesti ada antisipasi darurat karena ada beberapa titik yang parah di Galesong ini, mulai dari Aeng Batu-batu sampai Galesong Selatan. Cuma ada yang bisa dikerja (bronjong) ada juga yang belum bisa," ujar ketua tim, Hengki Yasin saat mengunjungi lokasi di Desa Sampulungan, Galesong, Selasa.

Untuk itu pemerintah melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang diminta untuk segera membangun bronjong atau anyaman kawat baja berbentuk kota diisi batu guna menghalau ombak yang bisa mengakibatkan timbulnya abrasi susulan.



Kendati demikian, kata dia, belum semua lokasi dibangun brojong karena jumlahnya terbatas dan hanya dipasang di beberapa lokasi yang dampak abrasi cukup parah.

"Bronjong yang disediakan terbatas jumlahnya, dan belum diambil di balai untuk dijadikan antisipasi darurat. Sementara ini yang mana bisa dikerjakan dahulu," katanya.

Peninjauan lokasi tersebut juga dihadiri anggota Komisi D diantaranya, A Sugiati Mangun Karim, Mulyadi Mustamu, Suwardi Haseng, Andi Ansari Mangkona, A Muchtar Mappatoba, Muhammad Sarif, Capten Hariadi, Edi Manaf dan Irwan.

Selain anggota dewan, hadir pula dari tim Kementerian PUPR (Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang ), Dinas Energi Sumber Daya Mineral Pemprov Sulsel dan Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Sulsel.

Rombongan terima Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan HAM, Abd Wahab yang mewakili Bupati Takalar, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Takalar, Rusdi S Pammusu, Camat Galesong Syahrial serta penjabat Kepala Desa Sampulungan, Rustan.



Usai meninjau lokasi Desa Sampulungan, rombongan selanjutnya bergeser ke Desa Tamasaju, Galesong yang merupakan daerah terdampak abrasi paling keras.

Pada kesempatan itu, Kepala Bidang Minerba Dinas ESDM Prov Sulsel Abd. Munir berjanji dalam waktu dekat pihaknya segera membangun tanggul darurat guna menekan tingkat abrasi yang terus menerus pemukiman warga setempat.

"Dalam waktu tiga hari ke depan akan dibuatkan tanggul darurat," ujar Munir menjanjikan saat bertemu warga setempat yang mengeluhkan dampak abrasi tersebut.
 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024