Mamuju (ANTARA News) - Korban meninggal dunia akibat gempa bumi yang terjadi di Dusun Lambara, Desa Kasano, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara (Matra), Sulawesi Barat, bertambah satu orang akibat mengalami stress.

Hal ini dikatakan Bupati Mamuju Utara, Ir H. Abdullah Rasyid kepada sejumlah wartawan di Mamuju, Jumat.

Menurutnya, seorang kakek berumur lebih dari 50 tahun, warga Dusun Lambara, yang menjadi korban gempa berkekuatan 5,3 Skala Ricter dua pekan lalu kini dikabarkan telah menghembuskan nafas terakhirnya karena diduga faktor usia dan beban mental karena rumahnya hancur diguncang gempa.

"Saya baru saja dikabari bahwa salah satu warga yang ada di lokasi pengungsian meninggal dunia karena gejala stres," tuturnya tanpa menyebut nama korban.

Ia mengemukakan, beban mental yang menggorogoti korban gempa bumi di Matra itu membuatnya tak kuat, sehingga menemui ajalnya.

Dengan demikian, kata Rasyid, total korban jiwa dalam gempa tersebut menjadi dua orang setelah sebelumnya seorang warga saat kejadian tewas tertimbun longsor.

"Saat gempa berlangsung, satu dinyatakan tewas, Awaluddin, salah seorang warga Lambara, penambang batu gunung yang tertimbun longsor," katanya.

Akibat gempa tersebut juga menyebabkan sebanyak 135 orang luka-luka yang umumnya luka ringan dan enam korban yang mengalami patah tulang, rumah yang rusak 94 unit  baik rusak ringan, sedang dan berat, satu unit bangunan sekolah dasar rusak berat, satu unit gedung kantor desa rusak berat, kantor polsek Baras rusak berat, dua mesjid rusak berat.

"Korban gempa di Matra saat ini sebagian sudah kembali ke rumahnya yang hanya mengalami rusak ringan, sedangkan korban yang rumahnya masuk kategori rusak berat masih tinggal ditenda darurat," ucapnya.

Ia mengatakan, proses penanganan korban gempa Matra tersebut akan ditangani secara cepat, tepat dan terpadu guna memulihkan kondisi korban gempa yang saat ini mulai terancam didera dengan masalah kejiwaan.

"Korban gempa mulai mengidap penyakit kejiwaan karena  meratapi musibah yang terjadi di daerah kami beberapa pekan lalu," jelasnya.

Dikatakannya, pemulihan korban bencana secara umum membutuhkan waktu yang panjang, baik relokasi pembangunan rumah yang hancur dihantam gempa  maupun mengatasi masalah lain yang ditimbulkannya.

Dia menjelaskan, pihaknya telah melakukan validasi kerugian yang ditimbulkan akibat gempa tersebut yang diperkirakan mencapai  Rp7 miliar.

"Kerugian korban gempa di Matra ditaksir mencapai Rp7 miliar, karena banyaknya bangunan rumah warga yang mengalami rusak parah maupun rusak ringan," ucap dia. (T.KR-ACO/F003)

   

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024