New York (ANTARA) - Harga minyak memperpanjang kerugiannya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), akibat kekhawatiran atas melemahnya permintaan untuk energi terus membebani pasar.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2020 turun 1,45 dolar AS atau 2,8 persen, menjadi menetap di 50,11 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Pada awal sesi itu, patokan AS sempat turun lebih dari tiga persen menjadi 49,91 dolar AS per barel, tingkat terendah sejak Januari 2019.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April turun 2,17 dolar AS atau sekitar 3,8 persen, menjadi ditutup pada 54,45 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

"Ini mencerminkan kekhawatiran tentang pendinginan potensial permintaan sebagai akibat dari wabah virus corona yang baru," kata analis energi di Commerzbank Research mengatakan dalam sebuah catatan pada Senin (3/1/2020).

Ia menambahkan "OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) karena itu berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mengimbangi penurunan permintaan dengan melakukan pemotongan pasokan lebih lanjut."

OPEC dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, sedang mempertimbangkan pertemuan pada Februari, bukan Maret, menurut beberapa laporan.

Pada Desember, kelompok itu setuju untuk memperdalam pemotongan produksi dengan tambahan 500.000 barel per hari, sehingga total pemotongan menjadi 1,7 juta barel setiap hari.

OPEC, Rusia dan produsen lain sebagian besar membatasi produksi minyak dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan harga.



 

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024