Makassar (ANTARA) - Efek virus Corona yang mewabah di Wuhan, Tiongkok hingga ke negara lain akhirnya berefek pada penurunan pengiriman barang komuditi ekspor di Provinsi Sulawesi Selatan ke negara tirai bambu tersebut.

"Untuk nilai ekspor pada Januari 2019 mencapai 14 juta dolar, dan tahun 2020 dipriode sama turun menjadi 12 juta dolar," sebut Kepala Dinas Perdagangan Sulsel, Hadi Basalamah di Makassar, Selasa.

Dampak wabah virus Corona, kata dia, tentu berpengaruh kepada semua leading sektor terutama soal ekonomi bukan hanya pada Sulsel tapi daerah maupin negara lainnya sebagai pemasok barang dan komoditi dasar bahan pangan.

"Ada pengaruhnya (wabah virus Corona) dibandingkan dengan tahun 2019, memang terjadi penurunan kurang lebih hampir dua juta dolar," ungkap Hadi. 

Ia menyebut, ada 10 jenis komuditas unggulan dari 45 komoditas yang diekspor ke Tiongkok. Beberapa diantaranya, rumput laut, kokoa, udang, nikel, keragena , merica, klinker, liquid dan lainnya.

Semua komuditas itu, lanjut dia, tahun ini dari dampak ekspor komoditas barang mengalami penurunan hingga 2 juta dolar. Meski demikian pemerintah tetap ekspor dengan mengambil inisiatif melalui jalur via Hongkong. 

Hadi menjelaskan, saat ini Sulsel sudah bisa direct langsung ekspor barang komoditas ke Tiongkok, yang dulunya menggunakan kapal lokal direct call Makassar Jakarta, Jakarta Tiongkok dengan jarak tempuh 24 hari, kini hanya delapan hari dari Makassar-Surabaya, Tiongkok Makassar-Jakarta-Tiongkok.

"Jadi dari 24 hari, kini menjadi delapan hari. Artinya, ada efesiensi waktu tempuh itu 16 hari. Jadi biaya per teus kita bisa efesiensikan kira-kira antara 200 dolar  sampai 210 dolar. Saat ini ada kapal IFC kerjasama dengan Civiliner Cina setiap minggu," tuturnya menjelaskan.

Kendati pengiriman barang komoditas unggulan terhenti sementara di Tiongkok, namun kata dia, pemerintah tidak tinggal diam mengandalkan hanya satu pasar saja tetapi ada direct lain seperti 
di Hongkong, Jepang dan negara lain juga menjadi kunjungan ekspor.

"Kita pun melakukan defersifikasi pasar, tidak hanya bergantung pada dampak ini. Ini kan dampak dunia. Masih ada Jepang,  Korea dan negara lain," katanya.

"Kita juga punya aksesibilitas sampai kesana. Kami pun sudah koordinasi dengan kementerian dan asosiasi perdagangan untuk melihat market survei yang ada, sehingga langkah preventif kita lakukan dengan mempercepat pelayanan," tambahnya.
 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024