Pangkep (ANTARA) - Petani tambak ikan bandeng di Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan, melakukan panen lebih awal untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan.

"Meski hujan tidak turun terus-menerus, namun kalau hujan sekali langsung deras, jadi ikan bandeng kami dipanen lebih awal dari jadwal," kata salah seorang petambak Sammauna di Kabupaten Pangkep, Sulsel, Selasa.

Dia mengatakan, ikan bandeng dalam kondisi panen normal biasanya dijual Rp35 ribu per kilogram atau tiga ekor ukuran besar. Namun karena panen lebih awal jadi dijual Rp30 ribu per kg atau empat ekor ukuran sedang.

Hal senada dikemukakan petambak Haeruddin di Kelurahan Borong Kalukua, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulsel.

Menurut dia, tambaknya yang tidak jauh dari laut lepas hanya dibatasi dengan pohon mangrove (bakau), rawan terkena banjir saat hujan deras ataupun terjadi banjir rob akibat air laut pasang.

"Karena itu, mengantisipasi ikan bandeng hanyut terbawa arus, maka lebih baik dijual lebih awal ke pedagang ikan di pasar," katanya.

Dia mengatakan, tidak ingin mengulang kejadian yang sama pada saat musim hujan tahun lalu yang menyebabkan ikan yang sudah dipeliharanya selama tiga bulan hilang terbawa arus saat banjir bandang 2019.

Berkaitan dengan hal tersebut, meski terpaksa menjual ikan bandengnya sedikit lebih murah dibanding harga normal Rp35 ribu per kg, Haeruddin merasa senang bisa menikmati hasil jerih payahnya dalam tiga bulan terakhir.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Maros diketahui, jumlah produksi perikanan tambak yang terbanyak diusahakan di Kabupaten Maros, terutama pada wilayah kecamatan yang memiliki potensi pengusahaan budidaya adalah ikan bandeng.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024