Jakarta (ANTARA) - Peneliti senior Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof David H Muljono menilai para WNI dari Wuhan yang diobservasi kesehatannya di Natuna, Kepulauan Riau, memiliki kemungkinan kecil terinfeksi COVID-2019 (Corona Virus Disease 2019) setelah menjalani masa observasi hampir 14 hari.

"Kalau ini ada 238 orang semua negatif, ya, kita boleh bilang mereka semua negatif, relatif lebih aman," kata David kepada media di Jakarta, Rabu.

David menilai sebanyak 238 WNI yang dikarantina di Natuna selalu dalam pemantauan dokter dan dinyatakan sehat seluruhnya tanpa menunjukkan gejala. Oleh karena itu dia berpendapat hal tersebut membuat kebijakan bahwa para WNI tersebut tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium sebelum kembali ke masyarakat.

Dia mengatakan untuk mengetahui seseorang terinfeksi COVID-19 harus dilakukan pemeriksaan antara pengamatan klinis dan pemeriksaan laboratorium.

Meskipun masa inkubasi penyakit COVID-19 ini berbeda-beda pendapat dan belum ditetapkan secara pasti, yaitu antara 10 hari hingga 24 hari, David menerangkan bahwa perbedaan masa inkubasi tersebut merupakan konsensus dari para peneliti.

"Dan ini sudah berlangsung hampir 14 hari dan tidak ada korban, dan mudah mudahan tidak ada. Ini rata-rata mereka tidak menimbulkan apa-apa. Berbeda kalau baru datang (ada yang bergejala), periksa semua. Tapi kalau sekian hari tidak, kemungkinan mendapatkan virus ini juga kecil," kata David.

Namun, dia menyarankan agar WNI yang selesai menjalani observasi kesehatan tersebut masih harus tetap diawasi kesehatannya apabila mengalami gejala COVID-19 usai masa karantina.

Hingga hari ini, sebanyak 238 WNI termasuk tim kesehatan dan tim penjemput yang diobservasi kesehatannya di Lanud Raden Sadjad Ranai Natuna, Kepulauan Riau, sudah memasuki hari ke-12. WNI tersebut akan menyelesaikan masa observasi kesehatan selama 14 hari.*
 


Pewarta : Aditya Ramadhan
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024