Makassar (ANTARA) - Harga emas ditutup turun karena aksi "profit taking" atau ambil keuntungan yang dilakukan para investor setelah harga menguat lebih dari 2 persen ke level 1.689,30 dolar AS per ons pada perdagangan kemarin (24/2).

Hal itu dilansir Branch Manager PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar Kezia Pingkan D Massie di Makassar, Selasa.

Dijelaskan, penguatan signifikan pada emas merespon terjadinya kebijakan kasus infeksi virus Corona di luar China yang mengguncang aset berisiko.

Para investor khawatir jika ini akan mengganggu pertumbuhan ekonomi global, sehingga mereka memilih untuk membeli emas sebagai "safe haven".

Menurut Kezia, para investor khawatir jika ini akan mengganggu pertumbuhan ekonomi global, sehingga mereka memilih untuk membeli emas sebagai investasi safe haven.

Akibatnya, ekuitas global yang menjadi viral harga emas, runtuh setelah laporan yang menyebutkan sejumlah kasus infeksi Corona telah terjadi di wilayah baru. Dua diantaranya berlokasi jauh dari China, yaitu Italia dan Iran.

Sedangkan di Korea Selatan yang tidak jauh dari China, jumlah pasien Corona meningkat drastis. Berdasarkan data terbaru sudah ada 763 kasus orang yang terinfeksi virus ini di Korea Selatan dan 7 orang yang meninggal.

Di Italia Ada 157 kasus dilaporkan dan 3 orang meninggal dunia. Sementara di Iran sudah dikonfirmasi ada 43 kasus dengan 8 orang meninggal. Lonjakan kasus terjadi di luar China ini membuat dunia khawatir, virus ini akan menjadi pandemi yang mengerikan.

"Sementara dari Solid Gold drivers yang didominasi merah dengan penurunan harga minyak sebesar 4,15 persen tampaknya memberikan sentimen negatif bagi pergerakan harga emas lebih lanjut," pungkas Kezia mengutip laporan dari Solis Gold drivers.
   

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024