Mamuju (ANTARA) - Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Bintang Muda Indonesia (BMI) meminta kepada pemerintah pusat untuk mengatasi dampak virus corona.

"Kami dari BMI meminta pemerintah segera membuat protokol atau langka strategis dan cepat dalam merespon akibat dari COVID-19 ini," kata Wakil Ketua DPN BMI, yang juga Ketua Komisi II DPRD Sulbar, Sukri Umar, di Mamuju, Selasa.

Ia mengatakan, dunia usaha dan industri serta nyawa masyarakat harus diselamatkan dari merebaknya virus corona.

Ia juga meminta pada pemerintah harus lebih aktif dalam menyosialisasikan tentang cara-cara yang tepat agar masyarakat terhindar dari virus corona.

"Serta memberi jaminan keamanan kepada masyarakat agar tidak mudah terjangkiti virus corona," katanya.

Menurut dia, munculnya virus corona semakin melukai pertumbuhan ekonomi di banyak negara di semester pertama 2020.

Hal tersebut memunculkan risiko resesi dunia dan semakin lama wabah corona mempengaruhi kegiatan ekonomi, guncangan permintaan akan mendominasi dan mengarah pada dinamika resesi.

Begitu pula bila corona ini berlangsung dalam satu semester ke depan di Indonesia, maka akan membuat kinerja ekonomi Indonesia stagnan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, dampaknya lebih berbahaya daripada krisis 1998.

"Kekhawatiran itu karena China saat ini merupakan salah satu investor terbesar Indonesia. China juga merupakan pasar ekspor terbesar bagi produk agroindustri curah atau mentah, barang tambang, dan produk manufaktur lain bagi Indonesia," katanya.

Impor terbesar untuk bahan baku dan bahan penolong, khususnya untuk manufaktur otomotif roda dua, empat atau lebih, elektronika, tekstil dan produk tekstil, mainan, kayu, baja, produk pertanian dan olahan, serta buah-buahan, juga dari China.

Dengan demikian kata dia, jika penurunan impor ini berlangsung dalam waktu yang lama, akan menurunkan kemampuan produksi industri manufaktur Indonesia.

Penurunan aktivitas produksi juga akan mendorong pengurangan waktu kerja karena hilangnya aktivitas produksi yang akhirnya akan mendorong pemutusan hubungan kerja buruh berbagai industri manufaktur.

Selain itu ganasnya virus corona juga mengakibatkan kepanikan publik, sampai saat telah dinyatakan 19 warga Indonesia yang terjangkit virus corona.

"Jika pemerintahan tidak cepat dalam merespon dan mengambil langka langka setrategis kemungkinan bertambahnya pasien virus corona sangat besar, pemerintah harusnya bertangung jawab pada nyawa rakyatnya," katanya.

Karena lanjutnya, masih belum diketahui tentang kebijakan dan langka langka kongkrit yang dilakukan oleh Pemerintahan Indonesia, agar kepanikan publik meredah dan pasien corona juga tidak bertambah.

Hal ini penting dilakukan oleh pemerintah dalam mengambil langka kongkrit beserta sosialisasinya, karena masyarakat butuh kondusifitas dan jaminan keamanan sehingga aktifitas bisa berjalan produktif.

Pewarta : M.Faisal Hanapi
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024