Gowa (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan memastikan peserta Ijtima Zona Asia 2020, Sukardi (65) yang meninggal dunia sepekan yang lalu bukan karena tertular virus corona baru (COVID-19).

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, dr Salahuddin di Gowa Minggu mengatakan kepastian Sukardi meninggal dunia didapatkan setelah adanya pemeriksaan.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan darah yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, hasilnya menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan darah tersebut tidak menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi karena virus," ujarnya.

Ia mengatakan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa leukosit atau darah putihnya normal dan limfosit juga tinggi.

Dokter Salahuddin menyatakan kesimpulan dari pemeriksaan itu tidak adanya tanda-tanda terinfeksi virus karena jika terinfeksi virus, maka darah putih atau leukosit akan tinggi.

"Kalau dia terinfeksi virus, leukositnya itu pasti tinggi sedangkan ini leukositnya rendah. Begitupun limfositnya akan dibawah standar normal bukan di atas," katanya.

Sementara untuk pemeriksaan PCR tidak dapat dilakukan karena sudah tidak memungkinkan lagi untuk mengambil swap (cairan). Pengambilan swap tidak bisa dilakukan karena mulut jenazah tidak bisa terbuka.

"Swapnya itu kan harus buka mulut dengan hidungnya. Jadi dia hanya sempat diambil darahnya dan darahnya juga sangat terbatas hanya mampu didapat itu setengah CC," tuturnya.

Hasil laboratorium ini setidaknya mendukung hasil pemeriksaan sebelumnya yang menganggap bahwa korban meninggal akibat serangan jantung. Karena sebelum meninggal korban tidak memiliki gejala-gejala yang mengarah kepada COVID-19.

"Memang arahnya ke sana (jantung) karena riwayatnya memang sebelumnya itu dia selalu nyeri dada dan ada riwayat dari keluarganya menurut temannya itu ada sakit jantung . Juga tidak ada riwayat demamnya dan tidak ada batuk, yang ada nyeri dada dan riwayat hipertensi," terang dia.

Hal senada juga di sampaikan oleh Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Kombes Pol dr Farid Amansyah SPPD saat ditemui di lokasi pelaksanaan Ijtima Zona Asia di Desa Nirannuang Kecamatan Bontomarannu, Jumat (20/3) lalu.

Menurutnya korban meninggal di duga akibat penyakit jantung karena tidak ditemukan tanda-tanda COVID-19.

"Sebelum shalat dhuhur beliau sempat terjatuh dan sebelumnya memang ada riwayat itu sakit jantung. Sehingga memang kalau tidak dilakukan autopsi kita perkirakan meninggal karena jantung dan beliau sudah berumur 65 tahun sehingga kemungkinan memang meninggal karena itu (jantung)," ujarnya.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024