Jayapura (ANTARA Sulsel) - Dokter kepolisian di RS Bhayangkara Jayapura menunda pembedahan Yandenak Wonda, anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang ditembak saat menghadang anggota Brimob di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Jumat (16/1) karena kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya rendah.

"Rencana operasi untuk menggeluarkan proyektil peluru dari dalam tubuh Wonda ditunda karena Hb darahnya tidak memungkinkan," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Papua Kombes Pol HM Zamil di Jayapura, Senin.

Dikatakannya, untuk menjalani operasi, seseorang harus memiliki kadar Hb darah diatas 10 sedangkan Hb Wonda saat ini di bawah 10.

"Kami butuh enam kantong darah untuk ditransfusi ke Wonda guna menaikkan Hbnya namun yang tersedia baru dua kantong. Rencananya kami mau meminta anggota bintara magang di Polresta Jayapura untuk mendonorkan darahnya kepada Wonda," kata Zamil.

Wonda kini menjadi tersangka penyerangan anggota Polri yang dievakuasi dari Puncak Jaya ke Jayapura sejak Minggu (18/1) untuk mendapat perawatan di RS Bhayangkara akibat luka tembak yang dideritanya kemudian akan menjalani pemeriksaan di Polda setelah kondisi kesehatannya memungkinkan.

Yandenak Wonda adalah anggota OPM yang mencoba menghadang anggota Brimob Polda Papua yang baru kembali dari Tinggineri ke ibukota Puncak Jaya dengan menggunakan senjata api organik milik Polri.

Senjata api itu diperoleh Wonda dan rekan-rekannya saat mereka menyerang Pos Polisi Tingginambut pada Kamis (8/1) dimana mereka berhasi, merampas empat pucuk senjata api milik Polri.

Namun sebelum Wonda melepaskan tembakan, anggota Brimob yang dihadangnya lebih dahulu menembaknya hingga tidak berdaya.

Senjata yang dipegang Wonda itu kemudian dilemparkan ke temannya yang kemudian berhasil meloloskan diri ke dalam hutan. (T.E006/R007)





Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024