Makassar (ANTARA News) - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu'mang mengusulkan alternatif program wisata petualangan di alam terbuka dengan sepeda.

"Cari alternatif dengan keadaan yang ada dulu untuk kita coba benahi," ujarnya saat menerima pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel di Makassar, Senin.

Ia mencontohkan, Bali menyediakan paket untuk komunitas sepeda senilai Rp3,5 juta sudah termasuk transportasi dan akomodasi.

"Coba buat paket yang sama di kawasan wisata pengunungan seperti Malino di Kabupaten Gowa atau di Tana Toraja," katanya.

Usulan ini merupakan alternatif agar pelaku pariwisata berpikir kreatif pada keterbatasan pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur seperti sarana jalan dan transportasi.

"Jangan terpaku dengan keadaan, cari segmen dengan kondisi yang ada, tidak menunggu jalan bagus baru promosi," tambahnya.

Ia optimistis, peminat wisata petualangan sambil berolahraga akan menarik wisatawan paling tidak hingga 3000 orang.

"Kondisi wisata seperti di Malino dan Toraja pasti akan hidup lagi. Selain itu, akan tercipta pemerataan kunjungan wisata selain Kota Makassar," jelasnya.

Untuk itu, ia juga meminta PHRI agar gencar melakukan promosi kabupaten lainnya.

Pemerintah, lanjutnya, akan mengupayakan perbaikan jalan tahun ini. Sementara pembangunan bandara Tana Toraja relatif agak sulit direalisasikan karena kondisi alam.

Maskapai penerbangan juga diminta untuk menambah frekuensi  rute penerbangan Makassar-Jakarta. "Kalau bisa ada penambahan frekuensi terbang jangan hanya transit saja," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga  mengatakan, pihaknya berencana menggelar rapat koordinasi pada 21 Agustus 2010.

Rakorda yang rencananya melibatkan disbudpar, disperindag dan perhubungan ini digelar untuk menentukan langkah strategis menyambut tahun kunjungan wisata Sulsel 2012.

"Melalui rakorda ini kami juga ingin meningkatkan peran aktif PHRI daerah menyelenggarakan kegiatan pariwisata dan inventarisasi persoalan daerah," ujarnya.

Salah satu persoalan yang berkembang adalah Tana Toraja tidak tahu lagi kemana akan memasarkan hasil tenunnya selain persoalan akses.

Menurutnya, ini merupakan kali pertama PHRI menggelar rakorda yang akan digelar satu hari penuh. Diharapkan kegiatan ni memberikan nilai tambah bagi daerah. (T.KR-RY/S016)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024