Morowali Utara, Sulteng (ANTARA) - Ketinggian banjir yang melanda Kabupaten Morowali Utara di Provinsi Sulawesi Tengah dilaporkan sudah mulai surut, tetapi masih menggenangi rumah-rumah warga di daerah itu.

Bahkan, kata Berdard, seorang warga Morowali Utara via saluran telepon,Senin, sawah petani yang siap panen terletak di sepanjang bantaran Sungai Tambalako di Kecamatan Lembo terendam banjir dan dikhawatirkan gagal panen.

"Jika kondisi banjir tidak cepat mereda dan tetap merendam padi milik petani di wilayah itu dalam beberapa hari ke depan ini, petani terancam gagal panen," kata dia.

Banjir yang merendam ratusan rumah di Dusun I Desa Beteleme, Kecamatan Lembo akibat Sungai Tambalako meluap menyusul hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir ini.

Warga terdampak bencana alam banjir, kata Berdard, sudah mendapatkan bantuan logistik bahan makanan dari Pemerintah Kabupaten Morowali Utara.
Menurut dia, banjir kali ini cukup besar dibandingkan sebelumnya,sebab warga yang dari Dusun I (Desa Beteleme Tua) menuju Desa Beteleme selama dua hari tidak bisa menyeberang karena banjir menggenangi badan jalan.

"Tapi hari ini kendaraan sudah bisa lewat, tetapi air masih merendam badan jalan dan rumah-rumah warga di Dusun I Desa Beteleme Tua," katanya.

Sementara Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng sebelumnya mengaku sejumlah wilayah di provinsi ini beberapa hari terakhir dilanda banjir dan tanah longsor.

Bencana alam disebabkan kondisi cuaca ekstrem. Curah hujan selama beberapa hari terakhir ini cukup tinggi sehingga memungkinkan terjadinya bencana alam banjir dan longsor.

Sejumlah wilayah Sulteng yang dilanda banjir dan longsor adalah Kabupaten Poso, Morowali Utara dan Kabupaten Sigi. Kerugian akibat bencana alam belum dapat dirinci karena masih dalam pendataan dan inventarisasi oleh pihak-pihak terkait di masing-masing daerah yang dilanda bencana alam.

Kabupaten Morowali Utara berjarak sekitar 600 kilometer dari Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng. Kebanyakan warga adalah petani dan sebagian lagi bekerja di berbagai perusahaan tambang dan perkebunan kelapa sawit dan karet.

Pewarta : Anas Masa
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024