Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan kenaikan produk kesehatan seperti obat-obatan pada kelompok kesehatan menjadi penyebab terjadinya inflasi 0,44 persen pada April 2020.

Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah yang dikonfirmasi di Makassar, Selasa, mengatakan terjadinya inflasi di Sulsel disebabkan oleh naiknya indeks harga konsumen (IHK) pada beberapa kelompok pengeluaran khususnya di kelompok kesehatan yang sumbangsihnya mencapai 2,84 persen.

"Diantara semua kelompok pengeluaran, kelompok kesehatan yang menjadi titik berat dan sumbangsihnya diangka 2,84 persen atau hampir tiga persen yang membuat inflasi pada April 2020," ujarnya.

Ia mengatakan, di tengah mewabahnya pandemi Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 ini, semua produk kesehatan menjadi barang yang paling banyak dicari oleh masyarakat.

Pada kelompok kesehatan, kenaikan indeksnya dari 103,83 persen pada Maret menjadi 106,78 persen pada April 2020 menjadikan salah satu komoditas Penyumbang inflasi tertinggi.

Dalam subkelompok ini, obat-obatan dan produk kesehatan lainnya menyumbang 5,23 persen. Komoditas yang memberikan andil itu seperti vitamin, obat gosok, obat sakit kepala, dan obat flu.

Kemudian kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada April 2020 ini kontribusinya terhadap inflasi 0,94 persen di Sulawesi Selatan disebabkan adanya kenaikan angka indeks dari 104,26 pada Maret menjadi 104,71 pada April 2020.

Dari tiga subkelompok dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau, tercatat tiga subkelompok mengalami kenaikan angka indeks.

Subkelompok yang memberikan andil terbesar inflasi terjadi pada subkelompok makanan dengan andil sebesar 0,25 persen.

Komoditi yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini yaitu: cabai rawit, gula pasir, telur ayam ras, sayur kangkung, ikan bandeng, kacang panjang, air kemasan, pisang, cumi-cumi, dan tahu.

Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar memberikan andil 0,03 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 105,46 menjadi 105,50 pada April.

Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil 0,1 persen, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,17 persen).

"Faktor pendorong terjadinya inflasi di Sulawesi Selatan (gabungan 5 kota) tersebut adalah kenaikan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara lain: pada kelompok kesehatan, makanan seperti bawang putih, rokok kretek filter dan lainnya," ucapnya.
 

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024