Makassar (ANTARA) - Pelaksana tugas Kadis Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Selatan H Indra Jaya Saputra mengatakan pihaknya akan memperketat pantauan harga gula di masa pandemi COVID-19 dan tingginya permintaan jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.

"Harga gula pasir di pasar tradisional sempat menembus Rp20 ribu per kilogram, kemudian turun menjadi Rp18 ribu per kilogram dan dari pantauan 1-2 hari terakhir sudah turun Rp17 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram," kata Indra di Makassar, Rabu.

Dia mengatakan harga gula pasir itu akan terus dipantau hingga kembali ke Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp12.500 per kilogram, apalagi tingkat kebutuhan masyarakat terhadap gula pasir diyakini akan meningkat menjelang Lebaran.

Menurut dia, dari pantauan harga gula pasir di ritel lokal seperti di swalayan Baji Pa'mai dan Toko Satu Sama harga gula pasir dijual sudah sesuai dengan HET yakni Rp12.500 per kilogram.

Sementara harga gula pasir yang masih jauh di atas HET di pasar tradisional, lanjut dia, akan ditelusuri pokok permasalahannya, karena pihak PT Makassar Te'ne telah ditunjuk sebagai distributor untuk mendisitribusikan gula pasir agar pasokan di lapangan seimbang dengan permintaan, sehingga harga dapat kembali normal.

"Tim Satgas Pangan akan turun memantau komoditas yang memiliki permintaan tinggi beberapa hari ke depan seperti gula pasir dan bawang putih," katanya.

Selain harga gula pasir yang relatif tinggi di lapangan, kata dia, harga bawang putih sempat melambung pada awal pandemi COVID-19 dengan harga pasaran yang menembus Rp50 ribu per kilogram, karena 90 persen bawang putih selama ini diimpor dari China.

Namun setelah mendapat suplai dari Surabaya belakangan ini, lanjut dia, harga bawang putih sudah turun pada kisaran Rp35 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram dan masih bertahan pada harga tersebut.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024