Makassar (ANTARA) - Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Sulawesi mengalami penurunan selama Ramadhan dan Idul Fitri 1441 hijiriah tahun 2020, namun di sisi lain konsumsi LPG meningkat dipicu terjadinya pandemi Coronavirus Disease (COVID-19).

"Tahun ini tim Satuan Tugas (Satgas) Ramadhan, Idul Fitri dan Covid-19 (Rafico) Pertamina MOR VII mencatat penurunan konsumsi BBM sebesar 22 persen dibandingkan dengan rata-rata konsumsi harian," ujar Unit Manager Communication dan CSR PT Pertamina MOR VII, Hatim Ilwan, di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.

Ia menjelaskan bahwa kondisi ini sebagian besar imbas dari wabah COVID-19 yang terjadi. Pandemi corona membuat aktivitas masyarakat di luar rumah menjadi terbatas. Aktivitas mudik pun menjadi berkurang sehingga konsumsi BBM pun ikut menurun.

Bila dibandingkan dengan rat-rata konsumsi di kondisi normal, konsumsi Gasoil (Solar, Pertamina Dex dan Dexlite) mengalami penurunan sebesar 10 persen, yaitu dari 2.319 Kilo Liter (KL) per hari menjadi 2.096 KL per hari.

Penurunan lebih besar dialami oleh Gasoline, konsumsi produk Premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo mengalami penurunan sebesar 27 persen, yaitu dari 7.041 KL per hari menjadi 5.149 KL per hari.

Namun hal ini berbanding terbalik dengan konsumsi LPG di wilayah Sulawesi. Dibandingkan konsumsi di kondisi normal, konsumsi LPG secara keseluruhan mengalami peningkatan 1,42 persen

"Ada kenaikan konsumsi LPG meski tidak terlalu signifikan. Kenaikan konsumsi LPG terjadi khususnya untuk konsumsi LPG 3 kilogram, yaitu sebesar 3,2 persen yang awalnya 1.511,6 Metric Ton (MT) per hari menjadi 1.560 MT per hari," katanya.

Sedangkan untuk produk Non Public Service Obligation (Non-PSO) yang terdiri dari Elpiji 12 kilogram, Bright Gas 5,5 kilogram dan Bright Gas 12 kilogram, lanjut dia, mengalami penurunan sebesar 5,84 persen di mana awalnya 123,48 MT per hari menjadi 116,27 MT per hari.

Untuk konsumsi LPG pada sektor non-rumah tangga seperti restotan, rumah makan dan lainnya, kata dia, juga mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 54,52 persen, yang awalnya 32,15 MT per hari menjadi 14,62 MT per hari.

Kendati demikian, lanjut Hatim, Satgas Rafico akan terus bersiaga hingga 8 Juni 2020 untuk memonitor distribusi BBM dan LPG.

"Pertamina tetap akan memonitor dinamika konsumsi di masyarakat guna memastikan stok selalu dalam kondisi aman," paparnya.

Selain itu, Pertamina juga memberikan ruang kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait produk Pertamina dan melakukan laporan jika menemukan adanya pelanggaran.

"Jika masyarakat membutuhkan informasi tentang produk Pertamina maupun layanan pesan antar (delivery service), Pertamina Call Center 135 selalu tersedia," tambah Hatim.
 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024