Makassar (ANTARA) - Masjid Al-Markaz Al-Islami Jenderal M Jusuf Makassar, Sulawesi Selatan terbuka kembali untuk umat menggelar Shalat Jumat secara berjamaah dengan mengetatkan penerapkan protokol kesehatan.
"Setelah 12 Jumat ditiadakan untuk mencegah penyebaran COVID-19, alhamdulillah kini sudah dibuka kembali dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," kata Gubernur Sulsel M. Nurdin Abdullah di sela Shalat Jumat di Masjid Al Markaz Al-Islami Jenderal M. Jusuf Makassar di Makassar, Jumat.
Keputusan untuk kembali menggelar Shalat Jumat telah disepakati dalam rapat antara Yayasan Islamic Center (YIC) Al-Markaz Al-Islami, badan pengurus harian dan badan takmir pada Kamis (4/6) yang diketuai Prof Basri Hasanuddin.
Dalam kurun tiga bulan terakhir, masjid kebanggaan Sulawesi Selatan itu tidak menggelar Shalat Jumat sebagai bagian dari upaya bersama memutus mata rantai penyebaran virus corona jenis baru itu.
Menurut Basri yang mendampingi gubernur setempat, meskipun Masjid Al Markaz sudah terbuka untuk pelaksanaan Shalat Jumat, namun tetap diterapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dia mengatakan setelah melakukan kajian dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk Surat Edaran Dewan Masjid Indonesia dan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulawesi Selatan, maka pengurus masjid memutuskan Masjid Al-Markaz kembali memfasilitasi Shalat Jumat, namun tetap dengan protokol kesehatan yang ketat.
Protokol kesehatan yang dimaksud adalah setiap umat yang datang dan masuk masjid wajib mengenakan masker, membawa sajadah sendiri, dan menjaga jarak dalam saf.
"Alhamdulillah, kerja sama jamaah untuk mematuhi protokol kesehatan tersebut telah dilaksanakan dengan baik," katanya.
Gubernur Sulsel M. Nurdin Abdullah mengatakan untuk pemeriksaan swab guna mendeteksi seseorang terjangkit virus atau tidak, maka diprioritaskan bagi pasien yang ada di rumah sakit.
"Hal itu penting, agar pasien yang meninggal sudah diketahui hasil swabnya lebih cepat, sehingga tidak ada lagi pertentangan," katanya.
"Setelah 12 Jumat ditiadakan untuk mencegah penyebaran COVID-19, alhamdulillah kini sudah dibuka kembali dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," kata Gubernur Sulsel M. Nurdin Abdullah di sela Shalat Jumat di Masjid Al Markaz Al-Islami Jenderal M. Jusuf Makassar di Makassar, Jumat.
Keputusan untuk kembali menggelar Shalat Jumat telah disepakati dalam rapat antara Yayasan Islamic Center (YIC) Al-Markaz Al-Islami, badan pengurus harian dan badan takmir pada Kamis (4/6) yang diketuai Prof Basri Hasanuddin.
Dalam kurun tiga bulan terakhir, masjid kebanggaan Sulawesi Selatan itu tidak menggelar Shalat Jumat sebagai bagian dari upaya bersama memutus mata rantai penyebaran virus corona jenis baru itu.
Menurut Basri yang mendampingi gubernur setempat, meskipun Masjid Al Markaz sudah terbuka untuk pelaksanaan Shalat Jumat, namun tetap diterapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dia mengatakan setelah melakukan kajian dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk Surat Edaran Dewan Masjid Indonesia dan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulawesi Selatan, maka pengurus masjid memutuskan Masjid Al-Markaz kembali memfasilitasi Shalat Jumat, namun tetap dengan protokol kesehatan yang ketat.
Protokol kesehatan yang dimaksud adalah setiap umat yang datang dan masuk masjid wajib mengenakan masker, membawa sajadah sendiri, dan menjaga jarak dalam saf.
"Alhamdulillah, kerja sama jamaah untuk mematuhi protokol kesehatan tersebut telah dilaksanakan dengan baik," katanya.
Gubernur Sulsel M. Nurdin Abdullah mengatakan untuk pemeriksaan swab guna mendeteksi seseorang terjangkit virus atau tidak, maka diprioritaskan bagi pasien yang ada di rumah sakit.
"Hal itu penting, agar pasien yang meninggal sudah diketahui hasil swabnya lebih cepat, sehingga tidak ada lagi pertentangan," katanya.