Mamuju (ANTARA) - Wakil Bupati Majene Provinsi Sulawesi Barat Lukman memberikan edukasi kepada masyarakat di daerah itu guna menghadapi tatanan normal baru.

"Ada pepatah Bugis 'Gunung bisa kita geser namun kebiasaan sulit kita ubah'. Inilah yang harus kita lakukan saat ini bersama-semua tim yang terlibat di dalam Tim Gugus COVID-19 Kabupaten Majene," kata Lukman, pada sosialisasi pelaksanaan tatanan hidup baru di Pelataran Pasar Sentral Majene, Jumat.

Wabup Lukman mengatakan, jika selama ini pemerintah bersama Tim Gugus COVID-19 lebih banyak mengawasi, saat ini mulai memberi edukasi kepada masyarakat tentang perubahan pola dan kebiasaan.

"Hal ini bukan pekerjaan mudah namun harus kita kerjakan bersama-sama," ujarnya.

Untuk itu tambah Wabub, dibutuhkan kematangan dan persiapan, jangan sampai edukasi ke masyarakat tidak sesuai dengan yang dilakukan.

"Jangan sampai kita yang meminta masyarakat untuk menggunakan masker sementara kita sendiri tidak menggunakan masker," kata Lukman.

Terkait penerapan tatanan normal baru lanjutnya, para petugas akan menyebar ke semua titik keramaian dan memberikan edukasi kepada semua masyarakat.

Sebelumnya, yakni pada Kamis malam (4/6) sekitar pukul 23. 00 WITA, Wakil Bupati Majene Lukman secara resmi menutup posko perbatasan pemantauan COVID-19 antara Kabupaten Majede dengan Kabupaten Polewali Mandar.

Keputusan tersebut diambil setelah Bupati Majene Fahmi Massiara mengambil langkah untuk menutup sementara waktu aktivitas penjagaan di perbatasan dan akan digeser ke dalam kota.

"Pemkab Majene akan fokus pada konsep 'new normal' atau tatanan baru, tentunya dengan tetap menerapkan prinsip-prinsip kesehatan dan pola hidup bersih," kata Lukman.

Sementara Kapolres Majene AKBP Irawan Banuaji mengatakan, penutupan posko tersebut bukan berarti menghentikan upaya dalam mencegah penyebaran COVID-19, namun menjadi langkah pertama untuk langkah-langkah selanjutnya khususnya memasuki langkah baru, yaitu tatanan normal baru.

"Tugas belum selesai, virus masih menyebar sampai saat ini dan belum ada vaksin yang bisa menyembuhkan dan mencegah. Untuk itu kita harus mulai berdamai dan berdampingan dengan COVID-19, mengedukasi masyarakat hingga lahir kesadaran diri sendiri," terang Irawan Banuaji.

Pewarta : Amirullah
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024