Makassar (ANTARA News) - Dua hari menjelang Idul Fitri 1431 Hijriah, pasar kaget mulai bermunculan di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pemantauan di pertigaan jalan JE Leimena, jalan Inpeksi PAM dan jalan Abdullah Daeng Sirua, Rabu, puluhan pedagang berkumpul di bibir jalan menjual kebutuhan Idul Fitri.
 Pedagang yang biasanya berkeliling kali ini bersatu menjual kebutuhan Lebaran seperti kulit ketupat, daun pandan, daun kelapa muda hingga daun pisang.
Harga kulit ketupat untuk sepuluh buah Rp5.000 yang agak besar Rp7.500 per 10 buah, daun kelapa muda Rp5.000 per 10 lembar, sementara daun pandan Rp5.000 per 10 lembar.
Harga daun pisang muda naik dari Rp1.500 menjadi Rp2.500 perlembar sementara yang tua dari Rp1.000 perlembar menjadi Rp1.500 perlembar.
"Daun pisang muda hari ini harganya naik karena permintaan mulai meningkat sedang stok tetap normal," ujar Burhanuddin, seorang pedagang keliling asal Kabupaten Gowa.
seorang warga perumahan BTN Asabri Moncongloe, Rahman mengatakan, meskipun mengambil bahu jalan tetapi keberadaan pasar ini sangat membantu karena lokasinya dekat dengan perumahan.
"Daripada ke Pasar Terong lebih baik saya beli di sini karena harga tidak terlalu jauh beda," katanya.
Keberadaan pasar ini tidak terlalu mengganggu pengguna jalan karena dijumpai hanya pada subuh hingga pagi hari, setelah itu mereka bubar untuk berdagang keliling. (T.pso-102/F003)
Pemantauan di pertigaan jalan JE Leimena, jalan Inpeksi PAM dan jalan Abdullah Daeng Sirua, Rabu, puluhan pedagang berkumpul di bibir jalan menjual kebutuhan Idul Fitri.
 Pedagang yang biasanya berkeliling kali ini bersatu menjual kebutuhan Lebaran seperti kulit ketupat, daun pandan, daun kelapa muda hingga daun pisang.
Harga kulit ketupat untuk sepuluh buah Rp5.000 yang agak besar Rp7.500 per 10 buah, daun kelapa muda Rp5.000 per 10 lembar, sementara daun pandan Rp5.000 per 10 lembar.
Harga daun pisang muda naik dari Rp1.500 menjadi Rp2.500 perlembar sementara yang tua dari Rp1.000 perlembar menjadi Rp1.500 perlembar.
"Daun pisang muda hari ini harganya naik karena permintaan mulai meningkat sedang stok tetap normal," ujar Burhanuddin, seorang pedagang keliling asal Kabupaten Gowa.
seorang warga perumahan BTN Asabri Moncongloe, Rahman mengatakan, meskipun mengambil bahu jalan tetapi keberadaan pasar ini sangat membantu karena lokasinya dekat dengan perumahan.
"Daripada ke Pasar Terong lebih baik saya beli di sini karena harga tidak terlalu jauh beda," katanya.
Keberadaan pasar ini tidak terlalu mengganggu pengguna jalan karena dijumpai hanya pada subuh hingga pagi hari, setelah itu mereka bubar untuk berdagang keliling. (T.pso-102/F003)