Makassar (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan Andi Ritamariani mengatakan pihaknya menyasar kalangan remaja untuk sosialisasi kesehatan tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.

''Menjaga kesehatan wajib dilakukan, termasuk sangat penting menjaga kesehatan reproduksi pada masa pandemi COVID-19,'' kata Ritamariani di Makassar, Jumat.

Ia mengatakan untuk sosialisasi itu selain menjangkau remaja di lapangan, juga dilakukan melalui seminar kesehatan dengan menggandeng Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Alauddin (UIN) di Makassar.

Andi Rita juga mengatakan pentingnya menyasar remaja ini dengan bekal pengetahuan Kesehatan Reproduksi terutama di masa pandemi COVID-19, karena masa remaja merupakan tahap identifikasi diri sehingga senang berinteraksi dan berkumpul sehingga rawan menjadi menjadi Orang Tanpa Gejala (OTG) dan berpotensi menjadi 'carrier' COVID-19 meskipun tampak sehat.

Berkaitan dengan hal tersebut, dia mengajak seluruh peserta remaja untuk melakukan kegiatan yang positif selama masa pandemi dengan berperan dalam kegiatan pencegahan sebagai bagian dari gugus tugas pencegahan COVID-19 atau dengan melakukan aktivitas daring yang menarik seperti menyalurkan hobi di dunia maya vlogger, video tutorial, youtuber dan lainnya.

"Saat ini, sasaran utama BKKBN adalah generasi millennial dan zillenial. Untuk itu, BKKBN ingin terhubung dengan generasi muda dan menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang demikian cepat dengan melakukan pembaruan dari jingle, logo dan tagline-nya,'' katanya sembari mengimbuhkan, kondisi ini adalah cara agar BKKBN semakin relevan dengan perkembangan masyarakat saat ini dan ke depan.

Apalagi hal tersebut sejalan dengan visi BKKBN dalam mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang dan Keluarga Berkualitas diselenggarakan melalaui pembangunan keluarga yang holistik integratif sesuai siklus hidup.

Dia mengatakan remaja usia 10-24 tahun merupakan kelompok penduduk yang sangat besar yaitu sekitar 27,6 persen dari jumlah penduduk indonesia yang perlu mendapat perhatian, karena remaja saat ini sangat rentan terpengaruh oleh perilaku negatif seperti seks bebas, narkoba hingga pernikahan dini.

''Saat ini banyak permasalahan remaja yang tengah dihadapi, salah satunya yaitu pernikahan dini di bawah usia 20 tahun yang tidak sedikit berujung pada perceraian, remaja yang tidak siap secara psikologi dan kesehatan dapat berdampak pada lahirnya anak stunting hingga kematian ibu dan bayi,'' kata Andi Rita.

Menurut dia, organ reproduksi wanita di bawah 20 tahun apabila terpapar hubungan seksual beresiko terkena kanker serviks di kemudian hari karena organ reproduksi yang belum berkembang dengan sempurna, selain itu ketika hamil di usia muda dapat berisiko saat melahirkan, untuk itu perlu perencanaan dalam berkeluarga” ungkap Andi Rita.

BKKBN sebagai lembaga negara non-kementerian, lanjut Andi Rita memiliki tugas utama melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan Keluarga Berencana dimana ada 3 (tiga) pilar utama dalam BKKBN yaitu Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana yang disingkat Bangga Kencana” ujarnya

"Remaja harus memahami pengetahuan kesehatan reproduksi seperti ini, tapi bukan hanya dari segi kesehatan, tapi harus juga mengerti bahwa dengan kawin pada usia muda akan berakibat kehamilan yang tidak direncanakan, dapat menyebabkan remaja putus sekolah, padahal harusnya mereka mengenyam pendidikan sebaik mungkin," tambah Andi Rita. Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan Hj Andi Ritamariani disela sosialisasi kesehatan reproduksi secara virtual di Makassar, Jumat (19/6/2020). ANTARA Foto/HO/Humas BKKBN Sulsel

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024