Makassar (ANTARA) - Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan (Sulsel) siap bekerja sama dengan USAID untuk melindungi ibu hamil dan anak dari ancaman COVID-19.

Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel Lies F Nurdin di Makassar, Rabu, mengatakan jumlah anak usia 10 tahun ke bawah yang terpapar COVID-19 cukup banyak yakni mencapai 142 orang, sehingga perlu upaya massif untuk melindungi mereka.

"Selama ini kan banyak yang mengira anak-anak tidak kena COVID. Ternyata sekarang jumlahnya cukup banyak," kata Lies yang juga melibatkan Forum CSR Sulsel dalam kerja sama tersebut.

Untuk memberikan pengertian kepada anak-anak mengenai bahaya COVID-19, PKK Sulsel akan melakukan sosialisasi dalam bentuk yang berbeda. Antara lain kata Lies, melalui lagu, buku cerita, hingga tayangan di televisi.

"Kita buat semenarik mungkin dan sesuai dengan tingkat pemahaman anak-anak kita. Tentang pentingnya memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Kecuali anak usia 2 tahun ke bawah, memang tidak dianjurkan memakai masker," ujarnya.

Menurut Lies, salah satu yang juga menjadi kendala saat ini, khusus untuk anak-anak yang masih membutuhkan vaksin atau imunisasi, para ibu was-was membawa mereka ke Puskesmas atau rumah sakit karena takut tertular COVID-19. Begitupun dengan ibu hamil, kuatir memeriksakan kandungannya.

"Ini harus kita pikirkan ke depan, seperti apa solusinya. Mungkin kita harus mengumumkan, Puskesmas dan rumah sakit mana saja yang bebas COVID-19. Sehingga, ibu-ibu tidak lagi kuatir," terangnya.

Regional Manager USAID Jalin Sulsel dr Aty Uleng Hamid, menuturkan, pihaknya fokus pada ibu hamil dan bayi baru lahir sampai berumur satu bulan. Ia mengakui, ada kekuatiran bagi ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya ke pusat pelayanan kesehatan, akibat pandemi COVID-19.

"Kami siap bekerjasama dengan PKK Sulsel," kata dr Aty.

Ketua Forum CSR Sulsel Bachnar Abdullah, yang turut hadir pada pertemuan tersebut, juga siap mendukung program yang akan dilakukan. Ia juga melaporkan mengenai hal-hal yang telah dilaksanakan forum ini.

"Tiap-tiap daerah berbeda permasalahannya. Karena itu penanganannya pun berbeda," kata Bachnar.

Ia mengungkapkan, di Kabupaten Pangkep yang merupakan daerah kepulauan, Forum CSR Sulsel membangun rumah tunggu bagi ibu-ibu hamil yang akan melahirkan. Mereka yang ada di pulau, bisa datang ke kota untuk melahirkan, dan fasilitasnya sudah disiapkan.

"Kalau melahirkan di pulau, tentu ada resiko jika misalnya terjadi hal yang gawat," ujarnya.

Selain itu, di Bulukumba juga ada program darah kita. Dimana setiap ibu hamil, sudah memiliki tiga calon pendonor jika misalnya melahirkan dan butuh darah.

"Kita berharap, ke depan bisa mereplikasi program ini di daerah lain juga. Tergantung apa masalah di daerah tersebut," jelasnya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024