Makassar (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memimpin gerakan penanaman perdana porang di kebun milik Dandim 1420/Sidrap sekaligus panen porang bersama Kelompok Tani Semangat Milineal di Desa Talumae Kecamatan Watang Sidendreng, Kabupatenn Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa.

SYL mengatakan Kementan tengah fokus mengembangkan tanaman porang karena memiliki pasar ekspor yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pasar ekspor porang seperti ke Jepang, Taiwan, Korea dan China serta beberapa negara Eropa. 

"Oleh karena itu, kita coba kembangkan di seluruh Indonesia dan pionernya di Sidrap ini," katanya.

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu terus meningkatkan budi daya porang guna mendongkrak komoditas pertanian agar berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional, nilai ekspor dan peningkatan kesejahteraan petani itu sendiri. 
  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya Porang di Kabupaten Sidrap, Selasa,(28/7). ANTARA/HO/Kementan

Porang merupakan salah satu komoditas pertanian yang sedang tren diminati pasar ekspor.

Sulawesi Selatan termasuk salah satu daerah yang gencar dalam mengembangkan tanaman porang yang hasil produksinya diekspor.

"Potensi pengembangan porang jelas besar karena kita memiliki lahan marginal yang luas. Budidaya porang ini khusus kita ekspor," ujar SYL dalam acara tanam dan panen porang tersebut.

Hadir Wakil Gubenur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, Wakapolda Sulawesi Selatan Brigjen Pol Halim Pagarra, Wakil Bupati Sidrap, Muhamad Yusuf, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Syaharuddin Alrif dan jajaran Eselon I Kementerian Pertanian (Kementan).

SYL menegaskan dalam pengembangan budidaya porang ini, pihaknya tidak hanya fokus pada proses produksi, namun juga turut membangun industri pengolahan. 

Syaharuddin Alrif, petani muda porang sekaligus pembina Kelompok Tani Semangat Milineal mengapresiasi Menteri Pertanian yang telah menginiasi budidaya porang dan Kementan sangat optimal memberikan bantuan dan pendampingan teknologi.

Menurut dia, budidaya porang adalah budidaya memanen dolar sebab memberikan keuntungan yang sangat besar.

"Luas lahan porong kami budidayakan ini 50 hektar. Hasil panenya bisa 150 ton per hektar dalam 8 bulan, dengan harga Rp 8.000 per kilogram, maka bisa dapat Rp 1,2 miliar. Total biaya hanya Rp 70 juta per hektar, jadi keuntunganya sangat besar," ucapnya.

Karena itu, petani muda yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan ini mengajak masyarakat untuk mulai menanam tanaman porang. Pasalnya, porang harus dijadikan komoditas primadona ekspor Sulawesi Selatan. 

"Petani harus siapkan lahan, semangat kerja dan semangat supaya bisa kaya. Kementerian Pertanian akan membina petani lebih luas bahkan dibangun pabrik sehingga Sulawesi Selatan akan meningkatkan komoditas ekspor pangan yang lebih banyak,” ujarnya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024