Makassar (ANTARA) - Tim epidemiologi percepatan dan penanggulangan Coronavirus Disease (COVID-19) Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, menyebut laju pertumbuhan kasus baru COVID-19 relatif stagnan atau tidak berkembang seperti beberapa bulan sebelumnya.

"Saat ini cukup terkendali, kita berupaya menahan lajunya. Iya, kondisinya stagnan. Stabil diangka sekitar 60 kasus (per hari) sejak awal Agustus lalu," kata Ketua Tim Epidemiologi COVID-19 Makassar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas, Ansariadi, di Posko Induk jalan Nikel Makassar, Senin.

Namun demikian, dari rasio penyebaran atau angka reproduksi (RO) terhadap virus tersebut di Kota Makassar, kata dia, belum berada dibawah 1, tetapi tetap ada penurunan angka penularan dari bulan sebelumnya yang mencapai angka tertinggi diatas 100 kasus.

"Ada penurunan, tapi sedikit. Kira-kira antara 40 sampai 60 kasus per hari yang berdasarkan pada omzetnya (kejadian) bukan harian. Jadi kadang-kadang dilaporkan 40 kasus, besoknya naik menjadi 90 kasus," ungkap Ansariadi kepada wartawan.

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar ini mengemukakan, wabah Corona kini masih dalam tahap terkendali. Artinya, laju penyebarannya stagnan, tapi belum turun sepenuhnya meskipun ada tapi hanya sedikit.

Mengenai jumlah penyebaran virus, pria akrab disapa Ansar itu menyebut, ada enam kecamatan yang masuk penyebaran tertinggi dari 15 kecamatan yang ada di wilayah Kota Makassar. Wilayah tersebut masing-masing Kecamatan Rappocini, Biringkanaya, Tamalate, Panakkukang, Manggala, dan Tamalanrea.

"Enam daerah ini masuk wilayah episentrum dibandingkan kecamatan lain. Tapi itu sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduknya. Inilah jumlah kasus yang banyak kita dapatkan di sana," beber dia.

Ditanyakan sejauh ini bagaimana tim gugus tugas melakukan penanganan kasus, ia menjelaskan lebih kepada pencegahannya. Itu adllalah pengobatan terakhir. Jadi kalau ada yang positif maka harus dicari dengan siapa pernah kontak.

"Kalau dia pernah kontak dengan 10 orang maka ini harus dicari semua, karena jangan sampai dia positif dan jadi penular. Setelah dicari dites, kalau positif diisolasi biar tidak berkeliaran supaya tinggal virusnya. Artinya ini bisa terputus," ujar dia.

Tidak sampai disitu, lanjut dia, harus ditambah dengan mitigasi, untuk penekanan tidak menggunakan obat. Kemudian, menggunakan masker, jaga jarak serta didukung dengan edukasi yang baik kepada warga supaya jangan ada kesalahpahaman interpretasi terkait pencegahan covid.

Sebelumnya, data dari posko induk gugus tugas COVID-19 Kota Makassar, pasien yang terkonfimasi aktif per 9 Agustus 2020, sebanyak 1.842 orang dengan rincian kasus terkonfimasi dengan gejala (simptomatik) 332 orang dan kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) 1.510 orang.

Pasien sembuh bertambah 42 orang (total 3.980), dan meninggal dunia masih tetap 40 orang atau tidak ada penambahan hingga hari ini. Sementara untuk status suspek tercatat 262 orang.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024