Bantaeng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantaeng menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan  Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) Makassar untuk membangun potensi industri berbasis lokal.

"Saya sangat berharap kita bisa mendorong potensi substitusi impor sebesar 35 persen. Kita bangun pangan lokal, bangkitkan kejayaan kopi, cokelat, dan tanaman obat Indonesia. MoU ini menjadi langkah awal kita membangun potensi industri berbasis kearifan lokal," kata Kepala BBIHP Makassar Tirta Wisnu saat penandatangan MoU di Desa Bonto Tappalang, Kecamatan Tompobulu, Bantaeng, Rabu (12/8).

Menurut dia, petani sejatinya adalah pelaku perekonomian Bantaeng, dan pandemi COVID-19 adalah momentum untuk melakukan inovasi, turun ke lapangan melakukan koordinasi, sinergitas dan kolaborasi.

Sementara itu, Bupati Bantaeng H Ilham Azikin mengatakan sektor pertanian dan perkebunan selalu menjadi salah satu andalan Kabupaten Bantaeng.

Selain itu, kata bupati penandatanganan MoU ini menjadi sebuah kehormatan tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga masyarakat Bantaeng.

"Kami tidak henti-hentinya memohon dukungan khususnya kepada Pemerintah Pusat, bahwa masyarakat kami siap menerima bimbingan,"  tuturnya.

Bupati menambahkan bahwa program pengembangan dan pengolahan komoditi kopi di Kabupaten Bantaeng diharapkan dapat menjadi bagian dari peningkatan kesejahteraan petani pada sektor perkebunan dan peningkatan SDM petani dan pelaku IKM kopi di Bantaeng.

Kegiatan tersebut dirangkaikan pula dengan penyerahan bantuan bibit kopi oleh Bupati Bantaeng dan penyerahan KUR oleh Bank Mandiri untuk petani kopi di Desa Bonto Tappalang.

Sebelumnya, Bupati bersama Kepala BBIHP Makassar dan Kabid Pengembangan Jasa Teknik BBIHP Makassar melakukan panen perdana kopi Arabika di Kebun Induk Kopi Arabika.

Turut hadir pada kesempatan itu antara lain para Asisten, para Kepala SKPD, serta Kepala Desa Bonto Tappalang Abdul Malik. (*/Adv)

Pewarta : Surya
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024