Mamuju (ANTARA) - Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris mengaku optimistis sektor pariwisata di daerah itu akan segera bangkit di tengah penerapan protokol kesehatan di era normal baru seperti saat ini.

"Memang tidak mudah untuk mengubah tatanan sektor pariwisata Sulbar di masa seperti saat ini," kata Muhammad Idris, pada seminar dan webinar pengembangan wisata seni dan budaya yang berlangsung di Hotel Grand Maleo Mamuju, Kamis.

"Namun kita tidak boleh menyerah. Melalui semangat gotong-royong kita jaga Wonderful Indonesia dan Wonderful Sulawesi Barat serta menerapkan kebijakan kepariwisataan lain melalui produk terbaru sehingga diharapkan 'brand awareness' pariwisata Sulawesi Barat khususnya dan Indonesia umumnya tetap terjaga," tambahnya.

Webinar yang mengangkat tema 'Masa Depan Lipa' Sa'be, Tenun Ikat Sekomandi dan Sambu Mamasa' itu diikuti secara langsung oleh 30 peserta dan 15 peserta mengikuti secara virtual melalui aplikasi Zoom.

"Seminar dan webinar ini menjadi momentum bagi para 'stakeholder' pariwisata (pemerintah, industri pariwisata dan masyarakat) untuk bangkit kembali membangun kepariwisataan di Sulbar, dengan mendorong para pelaku usaha dan masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru seperti menerapkan protokol protokol kesehatan dan 'clean, healthy and safety/CHS' di tengah masa pandemi ini," terang Muhammad Idris.

Provinsi Sulbar yang merupakan daerah baru menurut Sekprov, membutuhkan inisiatif inovasi namun tidak langsung berharap menjadi besar.

"Jangan langsung berharap besar. Kita memulai dengan dengan hal kecil termasuk apa yang saya anggap sangat baik hari ini dimana hal ini sudah memasuki subtansi, yaitu mendiskusikan masa depan Lipa' Sa'be, Tenun Ikat Sekomandi dan Sambu Mamasa," ucapnya.

"Kalau kita tidak masuk ke dalam subtansi itu, siapa lagi yang akan menyelamatkan kebudayaan atau pariwisata bisa hidup dari rangkaian nilai-nilai tambah. Perlu adanya perumusan yang melibatkan pihak lain untuk menggagas bagaimana sektor lain di dalam industri kecil ini. Jika kita tidak besarkan bersama maka akan sulit untuk berkembang," jelas Muhammad Idris.

Pewarta : Amirullah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024