Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah meminta seluruh struktur Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kota Makassar memperkuat sinergi dari musyawarah pimpinan kecamatan lapisan stuktur paling bawah, guna pengendalian penularan virus.

"Jika seluruh struktur penanganan COVID-19 bekerja maksimal, memperkuat sinergi baik di jajaran muspika (termasuk polsek, binmas, babinsa, hingga tingkat RT RW, red.) saya begitu yakin ini tidak begitu sulit untuk kita kendalikan," katanya di Posko Induk COVID-19 Kota Makassar, Senin.

Apabila persoalan pandemi bisa teratasi di Kota Makassar, katanya, 90 persen persoalan pandemi bisa dinyatakan selesai di wilayah Sulsel, sebab jumlah penambahan pasien baru dari Makassar.

"Contoh penggunaan masker saja, jika itu mampu kita masifkan penggunaannya hingga angka 90 persen oleh warga kita, itu pasti akan membawa perubahan yang sangat besar dari segi penurunan angka yang terpapar,” katanya saat rapat koordinasi di Posko Induk COVID-19 setempat.

Mantan Bupati Kabupaten Bantaeng dua priode itu, mengajak seluruh jajaran pejabat lingkup Kota Makassar, termasuk seluruh camat, untuk selalu berkoordinasi dan bersinergi guna mengatasi pandemi.

Nurdin juga berbincang dengan sejumlah petugas Gugus Tugas Kota Makassar, antara lain menyangkut perkembangan pandemi, sembari mendengarkan pemaparan angka terbaru penyebaran virus itu dari Ketua Tim Epidemiologi COVID-19 Makassar dari Universitas Hasanuddin Makassar Ansariadi.

Pejabat Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin menyampaikan, bahwa pihaknya saat ini masih masif melakukan pelacakan dan pengetesan dengan tes usap secara massal di sejumlah titik yang dianggap memiliki pola penyebaran virus cukup tinggi.

Ketua Gugus Tugas COVID-19 Kota Makassar itu, menuturkan sejauh ini sudah dilaksanakan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) secara massal pada enam kecamatan episentrum dengan jumlah 2.500 tes spesimen.

"Ini terus kita lanjutkan hingga mencapai jumlah 5.000 tes. Tujuannya, untuk mendapatkan peta data berupa tingkat positif rate. Alhamdulillah, dari angka tes 2.500 yang kita lakukan kemarin, tingkat positif rate rata-rata berkisar di angka empat hingga lima persen," ungkapnya.

Grafik kenaikan angka yang terpapar COVID-19 belakangan ini, kata Rudy, karena beberapa ruang aktivitas warga yang dibuka, termasuk kafe dan pesta pernikahan, di mana masih terdapat sejumlah pelanggaran dari aspek protokol kesehatan.

“Mestinya memang, jika tingkat keterpaparan virus semakin menurun, protokol kesehatan diterapkan lebih ketat. Apalagi saat ini kita sudah memasuki tahapan pilkada, perkumpulan massa kembali terlihat, seperti pada tahap pendaftaran kemarin. Kita berharap itu tidak terulang pada tahapan berikutnya," katanya.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024