Makassar (ANTARA) - Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) Wilayah XIV meluncurkan produk gula kemasan dinamai 'Gollata' dengan harapan bisa   memenuhi kebutuhan pasar di tengah tingginya permintaan masyarakat akan kete gula.

"Kami target penjualan Gollata' sebanyak 1.500 ton sampai akhir tahun 2020. Data hingga tadi malam sudah terdistribusi 40 ton," sebut Direktur PTPN XIV,  Ryanto Wisnuardhy seusai peluncuran Gollata di hotel Rinra Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.

Ia menjelaskan, produk tersebut untuk memenuhi konsumsi pasar yang disebar melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga koperasi di Kawasan lndonesia Tengah dan Timur terkhususnya di Provinsi Sulsel. 

Nama Gollata, kata dia, diambil dari bahasa Bugis Makassar yang mempunyai arti Gula Kita. Pemilihan nama tersebut berdasarkan kearifan lokal, sebagai harapannya agar masyarakat di Makassar maupun Sulsel bangga mengkonsumsi produk lokal.

Sebab, seluruh produk Gollata merupakan gula kemasan yang diproduksi sendiri oleh Pabrik Gula (PG) di Bone, PG Camming dan PG Takalar,  dengan berbahan baku tebu yang ditanam dan diproses langsung di Sulsel sekaligus menjadu ikon baru.

Sedangkan tag line Gollata adalah 'Teman Manis Kita' yang diyakini sebagai gula lokal yang manis alami dan akan dikonsumsi pada aktivitas keseharian baik lingkungan rumah tangga, perkantoran, bisnis, pergaulan dan lingkungan lainnya. 

"Penamaan Gollata ini adalah strategi marketing agar mudah di kenali masyarakat. Untuk target kita diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat saat natal dan tahun baru 2021," papar Wisnu.

Saat ditanyakan apa alasan PTPN XIV mengambil langkah strategis itu dengan mengemas gula dengan berat satu kilogram, kata dia, selain memangkas rantai distribusi, juga belum ada brand, sebab pembeli gula selama ini hanya dijual per 50 kilogram kepada pedagang besar, agen, maupun distributor.

Tidak hanya itu, Gula dengan merk Gollata produk dari salah satu perusahaan BUMN ini telah memenuhi persyaratan  dan standar yang ditetapkan pemerintah pusat mulai SNI, BPOM hingga perolehan sertifikat halal, dengan harapan menjamin kebutuhan masyarakat terhadap produk gula yang bersih, segar dan manis. 

"Dulunya kita main di hulu (Distributor), namun seiring dengan permintaan pasar, kita potong rantai distribusinya dengan mengemas agar dikonsumsi langsung konsumen. Untuk suplai 50-60 persen di Sulsel. Gula ini asli dari tebu berbeda dengan gula rafinasi," ungkap Wisnu.

Soal harga, sebut dia, penjualan produk disesuaikan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) hingga Rp12.500 per bungkus. Pihaknya berharap dengan ketersediaan stok gula maka kebutuhan masyarakat akan terpenuhi, mengingat beberapa bulan lalu diawal masa pandemi COVID-19, kebutuhan gula sangat terbatas.

Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman saat peluncuran Gollata itu memberikan apresiasi terhadap PTPN XIV yang mampu menciptakan inovasi baru ditengah tingginya permintaan akan kebutuhan konsumsi gula yang telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

"Kita dukung sepenuhnya langkah dan inovasi PTPN ini. Tentu Pemprov siap membantu pendistribusian produk Gollata ini baik melalui UMKM, Koperasi hingga Dinas Perdagangan," tambahnya.

Selain peluncuran produk Gollata, juga dilaksanakan penandatanganan MoU antara PTPN XIV dengan beberapa Koperasi dan UMKM untuk menyalurkan produk Gollata di wilayah masing masing.

Koperasi tersebut masing-masing Kopkar Jaya di Takalar, Kopkar Sipatuo di Keera, Kopkar Maccinong di Bone, Kopkar Camming di Camming, dan Kopkar 14 di Kota Makassar. Turut bertandatangan pada MoU tersebut adalah Ketua Asosiasi UMKM Sulsel

Selain itu, untuk penyaluran CSR diberikan dengan bantuan berupa gula dan uang tunai kepada Panti Asuhan di sekitar kantor Direksi PTPN XIV sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap masyarakat sekitar. 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024